Selasa, 26 Januari 2010

ALKAAFY

Dihitung sejak revolusi Iran, maka sudah lebih dari 20 tahun dakwah intensif ideologi Shia di Indonesia. Sayang sekali dalam waktu selama itu kitab rujukan utama ideologi tersebut (Alkaafy) justru tidak dipresentasikan.

Terbukti pernyataan para analis bahwa ideologi Shia berdakwah dengan siasat berpencar. Memberi pemahaman yang terpilah-pilah ( tidak menyeluruh, parsial) terhadap ideologi mereka. Kitab rujukan dimana orang bisa mendapat pemahaman komprehensif tentang ideologi Shia, justru dibatasi.

Analogi dakwah ideologi Shia adalah seperti seorang salesman mobil yang menawarkan sebuah produk mobil. Tetapi tidak menunjukkan wujud dari mobil yang dia tawarkan. Dia hanya menunjukkan spareparts dari mobil yang dia janjikan. Bahkan lebih banyak meluangkan waktu untuk mendeskreditkan merk pesaing.

Pemahaman komprehensif ideologi Shia dipecah dalam berbagai kitab kecil (bukan rujukan). Sehingga jika ada kesalahan yang terlihat, maka kesalahan itu hanya menimpa sebuah kitab kecil saja. Tidak membahayakan ideologi Shia secara keseluruhan.

Inilah sebab mengapa ideologi Shia membatasi akses terhadap kitab rujukan yang dengannya orang mampu menangkap pemahaman menyeluruh terhadap ideologi Shia.

Harapan selama 20 tahun agar ulama ideologi Shia mempresentasikan sendiri kitab rujukan mereka (Alkaafy) adalah harapan yang tidak logis. Masyarakat sekarang memiliki inisiatif untuk menggelar Bedah Buku Alkaafy.

Organisasi / perkumpulan kaum muda dan pelajar adalah ujung tombak terwujudnya inisiatif tersebut. Acara bedah buku yang profesional, yang menjunjung etika dan obyektifitas berdasarkan fakta.

Gelombang desakan agar diadakan acara bedah buku Alkaafy ini sudah begitu kuat. Sebuah fenomena yang sangat baik dari sisi pencerahan logika. Ide ini telah mendapat dukungan penuh banyak pihak.

Tidak ada komentar:

mari bersama mengembalikan kehidupan Islam.