Jumat, 30 April 2010

Kepahlawanan Para Shahabat Pada PERANG YARMUK

Sejarah kejayaan Islam tak lepas dari amalan jihad yang diperani oleh para pendahulu umat ini. Jihad memiliki kedudukan mulia di dalam Islam. Tentunya, diatas ketentuan yang telah digariskan Allah dan Rasul-Nya . Bukan aksi teror yang muncul dari semangat tanpa ilmu. Tulisan berikut ini adalah memaparkan gambaran jihad fii sabilillaah di masa Khalifah Abu Bakr Ash-Shiddiq .

Seusai memulihkan kondisi jazirah ’Arab, dengan memerangi kaum murtad dan orang-orang yang menolak membayar zakat, Abu Bakr berusaha keras memobilisasi pasukan Islam dalam upaya menaklukkan negeri Syam yang termasuk daerah teritorial kerajaan Romawi.

Keadaan Romawi sebelum Peperangan

Ketika pasukan Islam bergerak menuju Syam, tentara Romawi merasa terkejut dan sangat takut. Dengan serta-merta mereka mengirimkan surat yang memberitahukan akan hal tersebut kepada Heraklius, raja Romawi yang berada di Himsh (sekarang dikenal dengan Homs –red). Dia pun melayangkan surat balasan yang berbunyi, ”Celaka kalian! Sesungguhnya mereka adalah pemeluk agama baru. Tidak ada yang bisa mengalahkan mereka. Patuhilah aku, dan berdamailah dengan menyerahkan setengah penghasilan bumi Syam! Bukankah kalian masih memiliki pegunungan Romawi?! Jika kalian tidak mematuhi perintahku, niscaya mereka akan merampas negeri Syam dan akan memojokkan kalian hingga terjepit di pegunungan Romawi.”

Tatkala telah mendapatkan surat balasan seperti ini, mereka (tentara Romawi) tidak mau menerima saran tersebut. Akhirnya, mau tidak mau Raja Heraklius mengirim pasukan dalam jumlah yang besar. Pasukan Romawi mulai bergerak, dan berhenti di lembah Al-Waqusah, di samping sungai Yarmuk yang berdataran rendah dan memiliki banyak jurang.

Kedatangan Khalid bin Al-Walid dari ‘Iraq

Pasukan Islam yang berada di Syam segera meminta bantuan. Maka Abu Bakr Ash-Shiddiq memerintahkan Khalid bin Al-Walid agar menarik diri dari ’Iraq untuk kemudian menuju Syam bersama bala tentaranya. Dengan segera Khalid menunjuk Al-Mutsanna bin Haritsah v sebagai penggantinya di ’Iraq. Kemudian beliau bergerak cepat dengan membawa 9.500 personel pasukan menuju Syam. Mereka melalui jalan-jalan yang tidak pernah dilalui seorang pun sebelumnya, dengan menyeberangi padang pasir, mendaki gunung, serta melewati lembah-lembah yang sangat gersang.

Persiapan Pasukan Islam

Abu Sufyan mengusulkan, layaknya ahli strategi perang, agar pasukan dibagi menjadi tiga formasi. Sepertiga bersiap-siap di depan pasukan Romawi, sepertiga lainnya yang terdiri dari bagian perbekalan dan para wanita agar berjalan, dan sepertiga yang tersisa dipimpin oleh Khalid di posisi belakang. Jika musuh telah mencapai perkemahan wanita dan perbekalan, Khalid akan berpindah ke depan kaum wanita, sehingga mereka dapat menyelamatkan diri di belakang pasukan Khalid bin Al-Walid .

Maka mereka pun segera merealisasikan usulan itu. Pasukan Islam mulai berkumpul dan berhadapan dengan musuh pada awal bulan Jumadil Akhir tahun 13 H.

Strategi Pasukan Islam

Pasukan Islam kala itu jumlahnya berkisar antara 36 ribu sampai dengan 40 ribu personel tentara. Didalamnya terdapat seribu orang shahabat Nabi . Seratus orang dari mereka adalah para veteran perang Badar. Abu ’Ubaidah ibnul Jarrah (namanya Hanzholah bin Ath-Thufail) memimpin posisi tengah pasukan. ’Amru bin Al-’Ash dan Syarahbil bin Hasanah memimpin sayap kanan pasukan. Sedangkan pemimpin sayap kiri pasukan adalah Yazid bin Abi Sufyan (dia dikenal dengan sebutan Yazid Al-Khoir).

Khalid membawa kudanya ke arah Abu ’Ubaidah dan berkata, ”Aku akan memberikan usul.” Abu ’Ubaidah menjawab, ”Katakanlah, aku akan mendengar dan mematuhinya.” Khalid kembali berkata, ”Musuh pasti menyiapkan pasukan besar untuk membobol pertahanan pasukan kita. Aku khawatir pertahanan sayap kiri dan kanan akan kebobolan. Menurutku, pasukan berkuda harus dibagi menjadi dua kelompok. Satu pasukan ditempatkan di belakang sayap kanan, dan yang lain ditempatkan di belakang sayap kiri. Apabila musuh berhasil menembus pertahanan sayap kiri atau kanan, para pasukan berkuda berperan membantu mereka. Lalu kita datang menyerbu dari belakang.” Abu ’Ubaidah berkomentar, ”Alangkah jitu usulmu itu!”

Khalid bin Al-Walid pun memerintahkan agar Abu ’Ubaidah ibnul Jarrah pindah ke posisi belakang. Hal ini agar jika ada tentara Islam berlari mundur, ia akan malu saat melihatnya kemudian kembali ke kancah pertempuran. Kemudian Khalid menginstruksikan agar para wanita bersiap-siap dengan pedang, pisau belati, dan tongkat. Khalid berkata, ”Siapa saja yang kalian jumpai melarikan diri dari medan pertempuran, bunuh dia!”

Strategi Pasukan Romawi

Setelah menerima bantuan personel dari pusat, pasukan Romawi maju dengan kesombongan membawa 240 ribu personel. 80 ribu pasukan pejalan kaki, 80 ribu pasukan berkuda, dan 80 ribu pasukan yang diikat dengan rantai besi (setiap sepuluh tentara diikat menjadi satu agar tidak lari dari peperangan).

Mereka bergerak hingga menutupi seluruh tempat yang ada seakan-akan mereka adalah awan hitam. Mereka berteriak-teriak, mengangkat suara tinggi-tinggi, sementara para pendeta, uskup, maupun pihak gereja mengelilingi pasukan membacakan Injil sambil memotivasi mereka agar gigih dalam berperang.

Pasukan lini depan dipimpin oleh Jarajah (George), sayap kiri dan kanan dipimpin oleh Mahan dan Ad-Daraqus. Pasukan penyerang dipimpin oleh Al-Qolqolan, menantu Heraklius. Adapun pimpinan tertinggi pasukan ini adalah saudara kandung Heraklius yang bernama Tadzariq.

Perundingan sebelum meletusnya Pertempuran

Abu ’Ubaidah dan Yazid bin Abi Sufyan maju ke arah pasukan Romawi dengan membawa Dhirar bin Al-Azur, Al-Harits bin Hisyam dan Abu Jandal bin Suhail untuk bertemu dengan Tadzariq yang tengah duduk di dalam tenda yang terbuat dari sutera.

Para shahabat berkata, ”Kami tidak dihalalkan memasuki tenda ini.” Maka dibentangkanlah karpet dari sutera dan mereka dipersilahkan untuk duduk di atasnya. Para shahabat berkata, ”Kami tidak diperbolehkan duduk di atasnya.” Akhirnya Tadzariq duduk di tempat yang mereka inginkan. Para shahabat mendakwahinya agar masuk Islam, namun perundingan ini berakhir tanpa hasil. Akhinya mereka pun kembali ke barisan pasukan. Pemimpin sayap kiri Romawi yang bernama Mahan ingin bertemu dengan Khalid bin Al-Walid di antara dua pasukan yang saling berhadapan. Mahan berkata, ”Kami mengetahui bahwa kemiskinan dan kelaparanlah yang mengeluarkan kalian dari negeri kalian. Maukah kalian jika aku beri sepuluh dinar untuk setiap tentara beserta makanan dan pakaian, lalu kalian pulang ke negeri kalian? Dan pada tahun depan aku akan memberikan jatah yang serupa?”

Khalid bin Al-Walid menjawab, ”Sesungguhnya, bukanlah yang mengeluarkan kami dari negeri kami apa yang engkau sebutkan tadi. Tetapi sebenarnya kami adalah sekelompok manusia peminum darah. Dan telah sampai berita kepada kami bahwa tidak ada darah yang lebih segar daripada darah kalian, bangsa Romawi. Untuk itulah kami datang kesini!” Mendengar jawaban itu para sahabat Mahan berucap, ”Demi Allah, ucapan tersebut baru pertama kali kita dengar dari bangsa ’Arab.”

Jalannya Pertempuran

Pasukan Romawi pada perang ini keluar dalam jumlah besar yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Khalid juga membawa pasukan besar yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah ’Arab. Tatkala persiapan sudah matang, Khalid memerintahkan untuk memulai dengan perang tanding. Mulailah para jagoan Islam di tiap pasukan maju hingga membuat suasana memanas. Sementara Khalid berdiri menyaksikan laga tersebut.

Ditengah suasana yang sudah memanas, pemimpin pasukan lini depan Romawi yang bernama Jarajah ingin bertemu dengan Khalid di tengah dua pasukan. Ia bertanya mengenai agama Islam, maka Khalid memberitahukan dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Akhirnya, Jarajah masuk Islam, membalikkan sisi perisainya dan masuk ke dalam barisan pasukan Islam.

Melihat pembelotan Jarajah, pasukan Romawi menyerbu ke barisan kaum muslimin. Mahan memerintahkan pasukan sayap kanan menyerang menerobos pertahanan sayap kanan pasukan Islam. Kaum muslimin tetap tegar berjuang di bawah panji-panji mereka, hingga berhasil membendung serangan musuh.

Setelah itu, pasukan besar Romawi datang lagi bak gunung besar yang berhasil memporak-porandakan pasukan sayap kanan, hingga pasukan Islam beralih ke tengah. Tak lama kemudian, mereka saling memanggil agar kembali ke medan laga hingga berhasil memukul mundur kembali. Adapun para wanita, tatkala melihat ada tentara Islam yang lari mundur, mereka segera memukulinya dengan kayu, atau melemparinya dengan batu sehingga tentara tersebut kembali ke kancah peperangan.

Kemudian Khalid beserta pasukannya yang berada di sayap kiri menerobos ke sayap kanan yang kebobolan diserang musuh, hingga berhasil membunuh enam ribu tentara Romawi. Lalu Khalid membawa seratus pasukan berkuda menghadapi seratus ribu tentara Romawi hingga berhasil meluluhlantakkan pasukan musuh.

Pada hari itu, begitu terlihat kegigihan, kesabaran, dan kepahlawanan tentara-tentara Islam hingga pasukan Romawi berputar-putar seperti penumbuk gandum. Mereka tidak melihat, pada perang itu, melainkan kepala-kepala yang berterbangan, tangan-tangan maupun jari-jari yang terpotong, serta semburan darah yang membasahi medan laga.

Ketika itulah, seluruh pasukan Islam menyerbu dengan serentak, untuk kemudian dengan leluasa menghabisi musuh tanpa ada perlawanan sedikit pun. Jarajah pun akhirnya terluka parah dan meninggal dunia. Padahal beliau belum pernah shalat sekalipun, kecuali dua raka’at yang dikerjakan (diajarkan) oleh Khalid ketika baru/awal masuk Islam.

Peperangan ini berawal dari siang hingga malam, sampai kemenangan diraih oleh Islam dan kaum muslimin. Malam itu, pasukan Romawi berlari dalam kegelapan. Adapun pasukan Romawi yang diikat rantai besi, jika salah seorang dari mereka terjatuh, maka terjatuhlah seluruhnya. Malam itu, Khalid bermalam di kemah Tadzariq, pimpinan tertinggi pasukan Romawi.

Pasukan berkuda berkumpul di sekitar kemah Khalid menunggu tentara Romawi yang lewat untuk dibunuh hingga waktu pagi tiba. Tadzariq pun terbunuh. Telah terbunuh pada hari itu 120.000 lebih pasukan Romawi. Adapun tentara Islam yang gugur di medan perang sebanyak tiga ribu pasukan. Kaum muslimin mendapat harta pampasan yang begitu banyak pada perang ini.

Demikianlah, kejayaan yang diraih oleh umat Islam tatkala mereka kokoh diatas kemurnian ibadah kepada Allah dan berpegang teguh kepada sunnah (ajaran) Rasul-Nya . Sebagaimana firman Allah (yang artinya):


”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal sholih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)

untuk hari seperti ini ya Ikhwati.....,

Diriwayatkan dari Al Bara’ Bin Azib Radhiyallahu Anhu berkata,” Ketika kami bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam, kami melihat para shahabat yang sedang berkerumun."

Beliau bertanya,” Ada apa gerangan mereka berkerumun ?”

Kemudian ada yang menjawab,” Mereka tengah menggali kubur."

Bara’ melanjutkan,” Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam terkejut bercampur takut, beliaupun segera menuju ke kerumunan manusia. Setelah sampai beliau berlutut. Akupun maju untuk melihat apa yang beliau lakukan. Rasulullah Shallahu alaihi wa Sallam menangis hingga airmatanya membasahi tanah dan berpaling kepada kami dan bersabda,” Wahai saudaraku! Bersiaplah menghadapi hari semacam ini."


Li mitsli hadza, fal ya'malil amilun, Untuk menghadapi hari seperti inilah, hendaknya seseorang beramal.


[[ Hadits ini diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah. Dihasankan Al Albani dalam Shahih Jami’ Shaghier no” 2656. dan Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no:1751. ]]

Kamis, 29 April 2010

HATI KITA

Murid disebut pintar ataupun berhasil jika LULUS UJIAN. Bukan sudah berapa banyak PR yg telah dikerjakan, sudah berapa kali masuk kelas atau sudah berapa lama sekolah. Ukurannya adalah HASIL UJIAN, LULUS ATAU TIDAK. Semua menjadi percuma jika tidak lulus .
Tidak jauh berbeda, dalam kehidupan kita sehari-hari pun demikian! kita perlu mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari setiap aspek kehidupan kita.Termasuk IBADAH!
Bagaimana caranya kita mengetahui tingkat keberhasilan IBADAH atau PENGABDIAN kita KEPADA ALLAH ? Apa harus menunggu selesaikan hidup dulu alias mati? atau ALLAH sajalah nanti yg menilai? Sudah tentu terlambat!
Lalu bagaimana? HATI KITA LAH ALAT UKURNYA.itulah fungsi utamanya Allah bekali HATI! Tanyakan pada hati kita yg paling dalam! APAKAH KITA MERASA SEMAKIN DEKAT DGN ALLAH, SEMAKIN MENCINTAI ALLAH? SEHINGGA HATI PUN SELALU MERASA TENANG ,TIDAK GELISAH,apapun keadaannya? Jika hati anda MENGIYAKANNYA, MENG AMINI NYA maka Insyallah anda dinyatakan LULUS! DAN BERHAK MENDAPATKAN MEDALI SURGA!

Hati-hati, Minuman Soda Bisa Memicu Penuaan Dini

Menikmati minuman bersoda dikala cuaca panas begitu menyejukkan. Sayangnya, ketika sudah menjadi kebiasaan akan berdampak negatif bagi kesehatan.

Hasil penelitian menunjukan kandungan fosfat pada minuman mempercepat proses penuaan. Itu dikarenakan fosfat merusak jaringan kulit dan otot. Lebih jauh, kandungan fosfat juga merusak jantung dan ginjal.

Salah seorang peneliti dari Harvard University seperti yang dipublikasikan jurnal penelitian FASEB mengatakan soda adalah medium pengantar kafein kepada jutaan orang di seluruh dunia. Namun, tanpa disadari senyawa fosfor turut pula menumpang."Riset ini menunjukkan keseimbangan fosfor pada tubuh mempengaruhi proses penuaan," ujarnya seperti dikutip dailymail, Kamis (30/4).

Riset ini bukanlah yang pertama membahas tentang keamanan mengkonsumsi minuman bersoda dan jus kemasan yang dinikmati hampir semilyar orang di dunia. Hampir keseluruhan riset mencatat efek negatif dari konsumsi minuman ringan seperti tulang keropos, kanker pankreas, rusaknya jaringan otot dan kelumpuhan. Riset sebelumnya juga mencatat sekalipun hanya dikonsumsi dua kaleng perminggu resiko gangguan kesehatan tetaplah tinggi.

Pada riset terbaru, Dr M. Shawkat Razzaque, Harvard’s dentistry school, melihat pengaruh fosfat pada tiga kelompok tikus. Kelompok pertama memiliki gen hasil rekayasa genetika memiliki disebut klotho. Gen ini yang menyebabkan kadar fosfat lebih tinggi dari normal. Umumnya, tikus hidup antara delapan dan 15 minggu dan menderita berbagai masalah kesehatan termasuk penuaan dini.

Kelompok kedua tidak memiliki klotho dimana tingkat fosfat mereka lebih dekat dengan normal. Mereka hidup selama 20 minggu. Kelompok terakhir, seperti kelompok kedua. Namun, mereka diberi makan dengan kandungan fosfat terhitung tinggi. Semua tikus mati dalam waktu 15 minggu. Kasusnya mirip seperti kelompok pertama.

Terkait hasil riset, peneliti menduga kandungan fosfat berlebih pada minuman atau makanan memiliki efek berbahaya bagi kesehatan. Mereka memperingatkan fosfat mungkin memicu atau memperburuk kelenturan kulit, otot dan memperburuk ginjal dan masalah jantung.

"Manusia memerlukan diet yang sehat, dan menjaga keseimbangan fosfat dalam makanan sangat penting untuk mencapai kehidupan yang sehat dan berumur panjang. Hindari racun yang disebabkan fosfat dan nikmati hidup yang sehat," tegasnya.

Awal tahun ini, riset di AS mencatat mengkonsumsi dua atau lebih minuman ringan selama seminggu bisa dua kali lipat kemungkinan terserang kanker pankreas.

Secara terpisah sejumlah produsen mempertanyakan hasil riset tersebut. Mereka melihat riset tidak melihat secara khusus kandungan dan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan minuman ringan.

Richard Laming, dari British Association Soft drinks menyatakan hanya 3 persen kandungan fosfor secara keseluruhan yang berasal dari minuman ringan. "Masyarakat bisa terus menikmati minuman ringan sebagai bagian dari keseimbangan diet," pungkasnya.

Keutamaan Menghafal Al-Qur'an

Banyak hadits Rasulullah saw yang mendorong untuk menghafal Al Qur'an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah swt. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, "Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur'an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh." (HR. Tirmidzi)

Berikut adalah Fadhail Hifzhul Qur'an (Keutamaan menghafal Qur'an) yang dijelaskan Allah dan Rasul-Nya, agar kita lebih terangsang dan bergairah dalam berinteraksi dengan Al Qur'an khususnya menghafal.

Fadhail Dunia

1. Hifzhul Qur'an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah

Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur'an,
"Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur'an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, 'Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat'" (HR. Bukhari)

Bahkan nikmat mampu menghafal Al Qur'an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu,
"Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Qur'an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya." (HR. Hakim)

2. Al Qur'an menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan bagi penghafalnya

"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya" (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Seorang hafizh Al Qur'an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (penghargaan khusus dari Nabi SAW)

Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur'an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur'an. Rasul mendahulukan pemakamannya.

"Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, "Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur'an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat." (HR. Bukhari)

Pada kesempatan lain, Nabi SAW memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi.

Dari Abu Hurairah ia berkata, "Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, "Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,"Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah." Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?" Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, "Benar." Nabi bersabda, "Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi." (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa'i)

Kepada hafizh Al Qur'an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama'ah. Rasulullah SAW bersabda,
"Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya." (HR. Muslim)

4. Hifzhul Qur'an merupakan ciri orang yang diberi ilmu

"Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim." (QS Al-Ankabuut 29:49)

5. Hafizh Qur'an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi

"Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Para ahli Al Qur'an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya." (HR. Ahmad)

6. Menghormati seorang hafizh Al Qur'an berarti mengagungkan Allah

"Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Qur'an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan Penguasa yang adil." (HR. Abu Daud)


Fadhail Akhirat

1. Al Qur'an akan menjadi penolong (syafa'at) bagi penghafal

Dari Abi Umamah ra. ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah olehmu Al Qur'an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa'at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya)."" (HR. Muslim)

2. Hifzhul Qur'an akan meninggikan derajat manusia di surga

Dari Abdillah bin Amr bin 'Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada shahib Al Qur'an, "Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur'an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca." (HR. Abu Daud dan Turmudzi)

Para ulama menjelaskan arti shahib Al Qur'an adalah orang yang hafal semuanya atau sebagiannya, selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya dan berakhlak sesuai dengan tuntunannya.

3. Para penghafal Al Qur'an bersama para malaikat yang mulia dan taat

"Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur'an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat." (Muttafaqun ?alaih)

4. Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan)

Mereka akan dipanggil, "Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?" Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. (HR. At-Tabrani)

5. Kedua orang tua penghafal Al Qur'an mendapat kemuliaan

Siapa yang membaca Al Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur'an." (HR. Al-Hakim)

6. Penghafal Al Qur'an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al Qur'an

Untuk sampai tingkat hafal terus menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya.

"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur'an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR. At-Turmudzi)

7. Penghafal Al Qur'an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Faathir 35:29-30)

Adapun fadilah-fadilah lain seperti penghafal Al Qur'an tidak akan pikun, akalnya selalu sehat, akan dapat memberi syafa'at kepada sepuluh orang dari keluarganya, serta orang yang paling kaya, do'anya selalu dikabulkan dan pembawa panji-panji Islam, semuanya tersebut dalam hadits yang dhaif.

"Ya Allah, jadikan kami, anak-anak kami, dan keluarga kami sebagai penghafal Al Qur'an, jadikan kami orang-orang yang mampu mengambil manfaat dari Al Qur'an dan kelezatan mendengar ucapan-Nya, tunduk kepada perintah-perintah dan larangan-larangan yang ada di dalamnya, dan jadikan kami orang-orang yang beruntung ketika selesai khatam Al Qur'an. Allahumma amin" (dian)

Maraji':
Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc. Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur'an Da'iyah.
Dr. Yusuf Qardhawi. Berinteraksi dengan Al Qur?an
_______________________________________________

Mengaku Cinta Bumi? Perhatikanlah Makananmu!

Tanggal 22 April 2010 lalu diperingati sebagai hari Bumi. Berbagai kalangan tampaknya tidak mau melewati momen ini untuk menunjukan bahwa mereka peduli dengan bumi. Namun, sebenarnya tak perlu capek-capek menyelenggarakan berbagai kegiatan besar untuk menunjukan bahwa kita cinta bumi. Cukup lihat apa yang kita makan. Karena itulah wujud cinta kita sesungguhnya pada bumi.

Beberapa pembaca mungkin akan bertanya-tanya, apa hubungan antara makan dan bumi?

Bagaimana pun, aktivitas manusia sekecil apa pun, berdampak serius pada bumi. Salah satunya adalah makan. Karena, untuk memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari, manusia tidak segan-segan merusak bumi. Hal ini termanivestasikan dalam beragam bentuk aktivitas manusia, seperti: merusak hutan, mencemari air, membunuh satwa liar, dan menangkap ikan berlebihan.

Dalam skala kecil, mungkin tidak akan berpengaruh terhadap bumi. Tapi, jumlah manusia sudah sedemikian banyaknya, 6 Milyar orang. Hal ini diperparah dengan sifat manusia yang cenderung mengabaikan keberlangsungan ekologi. Sehingga, ketika aktivitasnya telah berlebih, bumi tidak mampu lagi untuk meregenerasi tubuhnya yang rusak.
Foto: timeinc.net

Foto: Timeinc.net

Kembali ke persoalan makan. Memperhatikan makanan kita bukan hanya mengenai apa yang kita makan, tetapi juga mengenai alat yang kita gunakan untuk makan. Apakah yang kita gunakan untuk makan adalah peralatan yang ramah lingkungan atau tidak?

Bila kita mencintai bumi, seharusnya kita menggunakan peralatan makan yang ramah lingkungan, atau setidaknya bisa dengan mudah diuraikan oleh alam. Hindari peralatan makan yang sekali buang dan sulit diuraikan oleh tanah seperti stereofoam, plastik, dan kertas.

Sebaiknya tetap menggunakan peralatan yang bisa digunakan secara berulang-ulang seperti piring dan gelas yang terbuat dari kaca. Hal ini tidak hanya mampu mengurangi sampah, tapi juga mengurangi resiko terkena kanker bila dibandingkan menggunakan peralatan makan yang terbuat dari stereofoam, plastik, dan kertas.

Akan lebih baik lagi, bila kita meminimalisir penggunaan peralatan makan kita menggunakan apa yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Contohnya, untuk makanan tanpa kuah, sebaiknya menggunakan tangan daripada menggunakan sendok.

Tentunya dengan kita menggunakan tangan, kita tidak perlu mencuci sendok. Bukan hanya lebih hemat air, tapi mencuci tangan setidaknya membuat air tidak terlalu banyak tercemar deterjen dibandingkan dengan mencuci sendok. Tangan sudah cukup bersih bila dicuci menggunakan air saja, tanpa sabun. Tapi sendok, tentunya harus menggunakan deterjen pencuci piring, dan tentunya ini menambah pencemaran air di bumi.

Selain berkaitan dengan alat yang digunakan untuk makan, kita juga harus memperhatikan besarnya energi dalam membuat makanan dan mendistribusikannya.
Foto: Sterlingtrucks.com

Foto: Sterlingtrucks.com

Dalam hal distribusi, tentunya semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen, semakin besar pula energi yang dibutuhkan untuk mengirimkan makanan. Contohnya saja dengan buah yang kebunnya berjarak hanya 1 Kilometer dari tempat tinggal kita. Distribusinya mungkin bisa dengan menggunakan sepeda atau sepeda motor. Untuk sepeda motor, energi yang dibutuhkan relatif sangat kecil dan tidak akan menghabiskan 1 liter bahan bakar premium.

Tapi bagaimana dengan buah-buahan yang kita impor dari negara yang jaraknya ribuan Kilometer dari tempat kita? Berapa banyak energi yang dibutuhkan untuk menghadirkan buah-buahan dari negara asalnya ke hadapan kita? Tentunya, semakin banyak energi, semakin banyak buangan yang dihasilkan, dan semakin besar dampaknya bagi bumi kita.

Pun buah-buahan itu tidak hanya sekali angkut dalam setahun. Tapi puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali angkut dalam setahun. Saya tidak memiliki data angka mengenai banyaknya bahan bakar yang digunakan. Namun, andaikata dibutuhkan seratus ribu liter bahan bakar untuk sekali mengantarkan barang dari negara yang satu ke negara lain yang jaraknya seribu Kilometer, berarti dibutuhkan seratus juta liter bahan bakar dalam setahun bila ada seribu kali angkut. Lalu, berapa banyak jumlah polusi yang dilepaskan ke udara?
Foto: arizonafoothillsmagazine.com

Foto: Arizonafoothillsmagazine.com

Itu baru dari sisi distribusi makanan. Belum lagi dari proses pembuatan makanan. Ketika kita membeli nasi di warung padang, kita bisa lihat mereka memasak menggunakan kompor minyak atau gas. Energi yang dibutuhkan pun relatif lebih kecil. Namun tidak dengan ketika kita membeli di restoran cepat saji. Nasi di sana dimasak dengan menggunakan peralatan yang serba modern dan membutuhkan energi yang jauh lebih banyak.

Barangnya sama-sama nasi, tapi proses pembuatannya beda, dan salah satunya lebih boros energi. Pertanyaannya, kenapa juga kita harus mendapatkan makanan yang bentuknya sama, tetapi energi yang diperlukan untuk memasaknya sangat jauh berbeda dan berdampak signifikan terhadap kerusakan bumi kita?

Sebagai catatan, semakin banyak energi yang dibutuhkan sebuah alat untuk memproduksi sesuatu, semakin banyak juga kebutuhan akan bahan bakar dan listrik, dan semakin banyak juga jumlah emisi yang disumbangkan aktivitas manusia untuk bumi.

Selain dari proses memasak dan distribusi, kita juga harus peduli bagaimana makanan yang kita makan di produksi. Apakah makanan yang kita konsumsi dihasilkan dari merusak bumi atau tidak?
Foto: healthierusveterans.va.gov

Foto: Healthierusveterans.va.gov

Misalnya, ketika kita memakan sayuran. Apakah sayuran yang kita makan adalah sayuran yang disemprot dengan pestisida dan menggunakan pupuk buatan? Bila disemprot dengan pestisida, berapa banyak spesies yang mati dan air yang tercemar oleh pestisida?

Selain energi yang dibutuhkan untuk membuat pestisida dan pupuk buatan cukup besar, pestisida juga berdampak langsung terhadap rantai makanan alami di alam. Ulat yang mati karena pestisida, akan dimakan oleh burung dan bisa berdampak pada matinya spesies burung pemakan ulat lantaran terkena racun pestisida.

Dalam jangka panjang, rantai makanan bisa hilang. Predator yang lebih tinggi dari burung pemakan ulat, tidak memiliki asupan makanan sehingga bisa mati kelaparan. Hal ini biasanya menyebabkan melonjaknya jumlah spesies tingkat pertama. Sehingga bisa menyebabkan serangan hama dengan jumlah yang tak terkendali. Misalnya saja dengan fenomena jutaan belalang yang menghabiskan tanaman siap panen di banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia.

Contoh lainnya, tentang tempat sayuran ditanam. Apakah di lahan yang diperuntukan untuk hutan atau memang di lahan yang peruntukannya untuk kebun? Bila di lahan yang peruntukannya untuk hutan, kembali lagi, kita telah menyumbang kerusakan bagi bumi ini.
Foto: Wondercliparts.com

Foto: Wondercliparts.com

Jadi, ketika kita makan, kita harus bertanya dalam diri kita tentang asal makanan, proses memasaknya, dan cara menghasilkannya. Apakah untuk memenuhi konsumsi kita, makanan tersebut berlebih-lebihan dalam menggunakan energi? Apakah makanan yang kita makan, ramah lingkungan?

Ribet memang. Namun, kondisi ini akibat budaya kita yang tidak peduli dengan bumi dan menganggap tanggung jawab merawat bumi bisa dengan mudah digantikan dengan menyumbang kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang konservasi alam.

Jadi, merasa cinta dengan bumi? Perhatikanlah cara makan kita agar lebih ramah lingkungan. Bagaimana pun, itulah salah satu bukti cinta kita terhadap bumi.

dalil maulid singkat

1)Al-Quran

1. Al-A'raf ayat 157 bermaksud:

"Maka orang-orang yang beriman dengannya, memuliakannya dan menolongnya serta mengikut nur (cahaya) yang diturunkan kepadanya (al-Quran), mereka itulah orang yang berjaya."

Merayakan maulid Nabi termasuk dalam rangka memuliakan Rasulullah SAW dan biberikan pahala oleh Allah. Begitu juga menyambut hari kebesaran lain.

2.Al-Haj ayat 32:

"Dan sesiapa yang memuliakan syiar (tanda-tanda) Tuhan, sesungguhnya ia adalah manifestasi dari hati yang bertaqwa kepada Allah"

Nabi SAW merupakan syiar atau tanda kebesaran Allah kerana dengan kemunculan Rasulullah SAW, dunia mengetahui tentang keesaan Allah.

3.Al-Ahzab ayat 56:

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat berselawat ke atas Nabi. Wahai orang beriman, hendaklah kalian berselawat baginya dan mengucapkan salam penghormatan kepadanya."

Islam memberikan ganjaran yang lumayan kepada orang yang banyak mengucapkan selawat ke atas Nabi SAW seperti dalam majlis maulid.

2) Hadis

1. al-Hafiz Syamsuddin ibn al-Jazari dalam kitab 'Urfal Ta'rif bi Maulid al Syarif yang bermaksud:

"Bahawa Sayyidina Abbas ra bermimpi melihat Abu Lahab selepas kematiannya. Maka dia bertanya keadaannya? Abu Lahab menjawab: Aku berada di dalam neraka tetapi diringankan azabku setiap malam Isnin dan aku menghisap air di antara dua jariku sekadar ini (sambilmenunjukkan hujung jarinya). Yang demikian itu adalah kerana aku membebaskan Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab) ketika dia mengkhabarkan kepadaku tentangberita gembira mengenai kelahiran Nabi SAW dan kerana aku telah menyuruhnya menyusukan Muhammad SAW"

Imam Bukhari menyebut perkara ini dalam kitab sohihnya pada kitab Nikah jilid 3 H:243 dan Fathul Bari jilid 10 H:175.

2. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam Sohihnya daripada Abu Qatadah al-Ansari berkata: Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat tentang kelazimannya berpuasa pada setiap hari Isnin. Maka jawabnya "Padanya aku dilahirkan dan padanya wahyu pertama diturunkan kepadaku".Dr. Abdullah al-Himyari menyatakan, nas ini menunjukkan dengan jelas tentang keharusan menyambut hari lahir Baginda SAW dan hadis ini tidak ada ihtimal (andaian) yg lain.Beliau berkata, melalui hadis di atas saya tidak mendapati sebarang jawapan yg menyokong pendapat golongan pembangkang yang menolak keharusan sambutan Maulid Nabi SAW ini. Malah sekiranya mereka berpegang bahawa sambutan Maulid Nabi SAW hanya dibolehkandengan melakukan ibadah puasa dan tidak boleh dilakukan dengan ibadah yg lain seperti membaca selawat, sirah Nabi SAW, sedekah dan sebagainya maka golongan ini termasuk di dalam golongan Ahli Zahir yang hanya mengikut buta zahir hadis tanpa merujuk kepada kaedah usul dan mereka mengkhususkan hadis ini tanpa ada dalil yang mentakhsiskannya (mengkhususkannya).

Namun demikian apa yang pasti golongan ini telah sependapat dengan kami di atas pensyariatan menyambut Maulid Nabi SAW.

3) Ijma'

Ulama telah sepakat memandang baik amalan menyambut maulid Nabi SAW.Ramai dari kalangan ahli hadis yg memandang baik terhadap majlis maulid Nabi SAW. Imam Mujtahid Abu Syamah al-Maqdisi menyatakan dalam kitab al Bai'th 'ala Inkar al Bida' wa al Hawadith:

Di antara perkara baik yg dilakukan pada zaman ini ialah perkara-perkara yang diadakan bersempena hari Maulid seperti bersedekah, melakukan perkara2 baik dan melahirkan perasaan gembira. Di dalam mengadakan majlis seumpama ini, di samping melakukan kebaikan kepada faqir miskin, ia melahirkan kecintaan terhadap Baginda SAW.

Pandangan baik ulama' terhadap amalan maulid ini merupakan ijma' sukuti ke atas pensyariatannya.

Hati merupakan tempat pandangan Allah. Hati diibaratkan sebagai pakaian yang kita gunakan. Kita akan selalu membersihkan pakaian yang kita gunakan lan

Hati merupakan tempat pandangan Allah. Hati diibaratkan sebagai pakaian yang kita gunakan. Kita akan selalu membersihkan pakaian yang kita gunakan lantaran akan dilihat oleh orang lain. Bagaimana pun juga, orang akan menilai kita dari pakaian yang kita gunakan.

Begitu pun dengan hati. Allah akan melihat siapa kita melalui hati. Untuk itu, senantiasalah menjaga hati agar selalu bersih seperti kita menjaga pakaian kita agar selalu indah dipandang orang lain.

Demikian disampaikan oleh Syekh Khaleel Lafi Al-Harbi, ulama besar Madinah, disela-sela kunjungannya ke Masjid Salman ITB pada hari Rabu, 1 Juli 2009 lalu. Didampingi oleh Syekh Ibrahim Mohammad yang berasal dari Makkah, Syekh Khaleel berkesempatan memberikan tausiah kepada jamaah Salman tentang pentingnya menjaga hati.

Lebih lanjut, Syekh Khaleel mengatakan bahwa hati orang yang bersih, tercermin dari bersihnya jasad. Bagaimana pun juga, di dalam tubuh setiap manusia, terdapat segumpalan daging yang bernama hati. Bersih atau kotornya hati, menentukan sifat manusia yang memilikinya.

Untuk meyakinkan perihal hati yang bersih, Syekh Khaleel mengajak jamaah Salman untuk mempertanyakan mengenai hati dan hidup di dunia. Beliau mempertanyakan tentang definisi kehidupan yang berkaitan dengan hati. “Bila hati kita hidup tetapi jasad kita diam, apakah itu kehidupan atau kematian? Bila hati kita mati tetapi jasad kita bergerak, apakah itu kehidupan atau kematian?” tegas Syekh Khaleel .

Bagaimana pun juga, lanjut Syekh Khaleel , kehidupan kita ditentukan oleh kualitas hati kita masing-masing. Beliau mengilustrasikan dengan menceritakan perihal temannya yang dirawat di rumah sakit di Madinah. Sang teman selalu mengeluh setiap waktu.

Namun, di tengah keluhan temannya, seseorang di kamar lainnya, tengah bersyukur dengan mengucapkan kalimat dzikir. Ketika ditengok, ternyata orang tersebut tidak memiliki kaki dan tangan. “Apakah ini kehidupan atau kematian?” tanya Syekh Khaleel kepada jamaah

Cara Menjaga Hati

Sebelum mengakhiri tausiahnya, Syekh Khaleel berpesan kepada jamaah Salman untuk senantiasa menjaga kebersihan hati. Pesan yang pertama, adalah bersihkan hati dari syirik. Hal ini bisa dilakukan dengan menguatkan ketauhidan. Caranya pun cukup mudah, yaitu dengan menundukan hawa nafsu.

Pesan yang kedua adalah membersihkan hati dari kesombongan. Hal ini bisa dilakukan dengan mencoba bersikap rendah hati dan tidak melihat dirinya lebih baik dari orang lain. Dalam hal ini, Syekh Khaleel mengajak jamaah untuk memohon kepada Allah agar menumbangkan pohon kesombongan yang tumbuh dalam hati.

Pesan yang ketiga, Syekh Khaleel juga mengajak peserta untuk membersihkan hati dari iri dan dengki. Meskipun begitu, iri dan dengki diperbolehkan asal digunakan dalam kebaikan.

Selain ketiga pesan tersebut, Syekh Khaleel juga menegaskan jamaah untuk senantiasa memeriksa hatinya masing-masing. Selain itu, dirinya juga menekankan kepada jamaah untuk senantiasa berdoa dengan penuh pengharapan kepada Allah agar hati kita dibersihkan oleh-Nya. Bersungguh-sungguh untuk membersihkan hati dan bersahabat dengan orang-orang yang baik, juga menjadi dua hal yang harus dilakukan manusia agar hatinya bisa tetap bersih.
Alloh menciptakan kita sebagai manusia yang berakal. Namun Alloh tidak memerintahkan kita untuk tetap menjadi manusia, bahkan Alloh memerintahkan kita untuk menjadi seorang hamba. Artinya, dalam setiap apa yang kita lakukan haruslah selalu berjalan sesuai dengan aturan Allah dan beribadah kepadaNya. Jika kita belum bisa menjadi hamba, maka kita belum bisa masuk surgaNya. Alloh berfirman:
((فادخلى فى عبادي. وادخلي جنتي))
“Maka masuklah kedalam jama’ah hamba-hambaKu. Dan masuklah kedalam surgaKu.” Q.S Al-Fajr/89: 29-30
Karena itu, apabila kita ingin masuk surga, maka kita harus bisa menjadi hamba terlebih dahulu. Dengan membuat keseharian kita menjadi ibadah kepada Alloh.
Wabillahittaufiq.

OASE IMAN : Memuliakan Wanita

Rabi’ bin Khaitsam adalah seorang pemuda yang terkenal ahli ibadah dan tidak mau mendekati tempat maksiat sedikit pun. Jika berjalan pandangannya teduh tertunduk. Meskipun masih muda, kesungguhan Rabi’ dalam beribadah telah diakui oleh banyak ulama dan ditulis dalam banyak kitab. Imam Abdurrahman bin Ajlan meriwayatkan bahwa Rabi’ bin Khaitsam pernah shalat tahajjud dengan membaca surat Al Jatsiyah. Ketika sampai pada ayat keduapuluh satu, ia menangis. Ayat itu artinya, ” Apakah orang-orang yang membuat kejahatan (dosa) itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka sama dengan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka sangka itu! “

Seluruh jiwa Rabi’ larut dalam penghayatan ayat itu. Kehidupan dan kematian orang berbuat maksiat dengan orang yang mengerjakan amal shaleh itu tidak sama! Rabi’ terus menangis sesenggukan dalam shalatnya. Ia mengulang-ngulang ayat itu sampai terbit fajar.

Kesalehan Rabi’ sering dijadikan teladan. Ibu-ibu dan orang tua sering menjadikan Rabi’ sebagai profil pemuda alim yang harus dicontoh oleh anak-anak mereka. Memang selain ahli ibadah, Rabi’ juga ramah. Wajahnya tenang dan murah senyum kepada sesama.

Namun tidak semua orang suka dengan Rabi’. Ada sekelompok orang ahli maksiat yang tidak suka dengan kezuhudan Rabi’. Sekelompok orang itu ingin menghancurkan Rabi’. Mereka ingin mempermalukan Rabi’ dalam lembah kenistaan. Mereka tidak menempuh jalur kekerasan, tapi dengan cara yang halus dan licik. Ada lagi sekelompok orang yang ingin menguji sampai sejauh mana ketangguhan iman Rabi’.

Dua kelompok orang itu bersekutu. Mereka menyewa seorang wanita yang sangat cantik rupanya. Warna kulit dan bentuk tubuhnya mempesona. Mereka memerintahkan wanita itu untuk menggoda Rabi’ agar bisa jatuh dalam lembah kenistaan. Jika wanita cantik itu bisa menaklukkan Rabi’, maka ia akan mendapatkan upah yang sangat tinggi, sampai seribu dirham. Wanita itu begitu bersemangat dan yakin akan bisa membuat Rabi’ takluk pada pesona kecantikannya.

Tatkala malam datang, rencana jahat itu benar-benar dilaksanakan. Wanita itu berdandan sesempurna mungkin. Bulu-bulu matanya dibuat sedemikian lentiknya. Bibirnya merah basah. Ia memilih pakaian sutera yang terindah dan memakai wewangian yang merangsang. Setelah dirasa siap, ia mendatangi rumah Rabi’ bin Khaitsam. Ia duduk di depan pintu rumah menunggu Rabi’ bin Khaitsam datang dari masjid.

Suasana begitu sepi dan lenggang. Tak lama kemudian Rabi’ datang. Wanita itu sudah siap dengan tipu dayanya. Mula-mula ia menutupi wajahnya dan keindahan pakaiannya dengan kain hitam. Ia menyapa Rabi’,

” Assalaamu’alaikum, apakah Anda punya setetes air penawar dahaga? ” ” Wa’alaikumussalam. Insya Allah ada. Tunggu sebentar.” Jawab Rabi’ tenang sambil membuka pintu rumahnya. Ia lalu bergegas ke belakang mengambil air. Sejurus kemudian ia telah kembali dengan membawa secangkir air dan memberikannya pada wanita bercadar hitam.

” Bolehkah aku masuk dan duduk sebentar untuk minum. Aku tak terbiasa minum dengan berdiri.” Kata wanita itu sambil memegang cangkir. Rabi’ agak ragu, namun mempersilahkan juga setelah membuka jendela dan pintu lebar-lebar. Wanita itu lalu duduk dan minum. Usai minum wanita itu berdiri. Ia beranjak ke pintu dan menutup pintu. Sambil menyandarkan tubuhnya ke daun pintu ia membuka cadar dan kain hitam yang menutupi tubuhnya. Ia lalu merayu Rabi’ dengan kecantikannya.

Rabi’ bin Khaitsam terkejut, namun itu tak berlangsung lama. Dengan tenang dan suara berwibawa ia berkata kepada wanita itu, ” Wahai saudari, Allah berfirman, ” Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. ” Allah yang Maha pemurah telah menciptakan dirimu dalam bentuk yang terbaik. Apakah setelah itu kau ingin Dia melemparkanmu ke tempat yang paling rendah dan hina, yaitu neraka?!

” Saudariku, seandainya saat ini Allah menurunkan penyakit kusta padamu. Kulit dan tubuhmu penuh borok busuk. Kecantikanmu hilang. Orang-orang jijik melihatmu. Apakah kau juga masih berani bertingkah seperti ini ?!

” Saudariku, seandainya saat ini malaikat maut datang menjemputmu, apakah kau sudah siap? Apakah kau rela pada dirimu sendiri menghadap Allah dengan keadaanmu seperti ini? Apa yang akan kau katakan kepada malakaikat munkar dan nakir di kubur? Apakah kau yakin kau bisa mempertanggungjawabkan apa
yang kau lakukan saat ini pada Allah di padang mahsyar kelak?! “

Suara Rabi’ yang mengalir di relung jiwa yang penuh cahaya iman itu menembus hati dan nurani wanita itu. Mendengar perkataan Rabi’ mukanya menjadi pucat pasi. Tubuhnya bergetar hebat. Air matanya meleleh. Ia langsung memakai kembali kain hitam dan cadarnya. Lalu keluar dari rumah Rabi’ dipenuhi rasa takut kepada Allah swt. Perkataan Rabi’ itu terus terngiang di telinganya dan menggedor dinding batinnya, sampai akhirnya jatuh pingsan di tengah jalan. Sejak itu ia bertobat dan berubah menjadi wanita ahli ibadah.

Orang-orang yang hendak memfitnah dan mempermalukan Rabi’ kaget mendengar wanita itu bertobat. Mereka mengatakan, ” Malaikat apa yang menemani Rabi’. Kita ingin menyeret Rabi’ berbuat maksiat dengan wanita cantik itu, ternyata justru Rabi’ yang membuat wanita itu bertobat! “

Rasa takut kepada Allah yang tertancap dalam hati wanita itu sedemikian dahsyatnya. Berbulan-bulan ia terus beribadah dan mengiba ampunan dan belas kasih Allah swt. Ia tidak memikirkan apa-apa kecuali nasibnya di akhirat. Ia terus shalat, bertasbih, berzikir dan puasa. Hingga akhirnya wanita itu wafat dalam keadaan sujud menghadap kiblat. Tubuhnya kurus kering kerontang seperti batang korma terbakar di tengah padang pasir.

Sumber : Buku ” Di Atas Sajadah Cinta. Kisah-Kisah Teladan Islami Peneguh Iman dan Penenteram Jiwa – Habiburrahman El Shirazy “

Semangat hati beraksi

Berdasarkan dari renungan hati ternyta masih banyak saudara kita yang tidak dapat merasakan nikmat seperti kita karena kekurangan fisiknya.

melihat hal itu semangat hati ingin memberikan kebaikan kepada semua melalui penemuan-penemuan yang luar biasa yang sangat bermanfaat untuk mereka.

kawan marilah berfikir kreatif menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua.

silahkan kirimkan ide-ide spektakuler kalian ke dinding semangat hati yang nantinya akan kita jadikan suatu proyek kebaikan bersama. saati in semangat hati memiliki proyek mengembangkan aplikasi agar komputer dapat beroperasi dengan perintah suara, bagi kawan yang ingin berkontribusi melakukan riset barsama dapat menghubungi 085714739436 a.n. wiliarko muharram dan bagi ide spektakuler yang terkait dengan keahlian yang kita miliki dapat menulisnya di dinding semangat hati agar dapat dikoordinir oleh orang yang berkompeten dibidangnya

MARILAH BANGKIT MENGEMPARKAN DUNIA DENGAN KEBAIKAN ^_^

SEMANGAT KREATIFITAS 2010

dari Semangat Kebaikan ...

MUSLIM YG KAFAH

KOKOH Imannya, TAAT Islamnya, TERPUJI Ahklaknya.Inilah syarat untuk menjadi MUSLIM YG KAFAH,MUSLIM SEJATI itu. Ketiga syarat ini tidak dapat DIPISAHKAN dan tidak boleh satupun YANG TERCELA!

IMAN adalah BERIMAN Kepada Allah,Malaikat,Nabi,Kitab,Hari kiamat,Takdir. RUKUN IMAN ini wajib DIYAKINI semuanya! Tidak sedikit dari kita yg Percaya kpd Allah tetapi saat ditimpa musibah tidak RELA menerima. Ini berarti kita kurang yakin dgn TAKDIR ALLAH,rukun iman yg keenam itu.

KOKOHnya Iman adalah jika IMAN tersebut TETAP KUAT, tak tergoyahkan DALAM KEADAAN APAPUN,BAGAIMANAPUN! Terkadang IMAN KITA HANYA KUAT disaat menjalankan IBADAH saja! TIDAK SETIAP SAAT! Saat berdagang tidak jujur karena kita LEBIH YAKIN jika jujur akan RUGI.Saat mencari pendamping hidup, kita LEBIH YAKIN harus dengan BERPACARAN dulu jika tidak akan sulit jodohnya.Saat mencari pekerjaan,kita LEBIH YAKIN dengan cara SOGOK. Saat Menyembuhkan penyakit,kita LEBIH YAKIN dengan cara DUKUN. Dan masih banyak lagi!

PADAHAL KITA TAHU, ALLAH LAH YG MENENTUKAN SEMUA ITU! TAPI KITA KURANG YAKIN! KITA LEBIH MEYAKINI YG LAIN! SADARILAH ini! karena sangat merusak IMAN kita kpd ALLAH!
DAN SELANJUTNYA AKAN IKUT MERUSAK ISLAM DAN AKHLAK KITA!

TAWADHU

Berkata Sayyidina Al-Imam Al-Arif billah Al-Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir Al-Haddad ra:

Pada suatu waktu Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi hadir di satu majlis yang dihadiri oleh para tokoh auliya dan ulama pada zamannya. Di antara yang hadir disitu adalah Al-Habib Abubakar bin Umar Bin Yahya. Berkata Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi :

“Pada saat itu terlintas di hatiku ingin berbicara di majlis itu atau berceramah dengan niat dakwah ilallah.”

Kemudian aku menoleh dan kulihat disitu ada Al-Habib Abubakar bin Umar Bin Yahya, maka aku berkata pada diriku :

“Bagaimana aku berani berbicara sedangkan Al-Habib Abubakar bin Umar hadir di majlis ini. Lalu aku memohon kepada Allah agar apa-apa yang aku niatkan untuk memberi manfaat kepada hadirin disampaikan kepada mereka yang hadir.”

Selanjutnya berkata Al-Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad :

“Ini semua adalah karena sifat tawadhu’ dari Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi terhadap Al-Habib Abubakar bin Umar Bin Yahya sehingga beliau mengurungkan keinginannya untuk berbicara di majlis itu.”

Ketika selesai dari majlis tersebut, berkata Al-Habib Abubakar bin umar Bin Yahya kepada Al-Habib Muhammad bin Idrus :

“Ya Muhammad, apa-apa yang engkau niatkan untuk memberi manfaat dan nasehat di majlis tadi telah disampaikan oleh Allah ke dalam hati para hadirin.”

[Diambil dari kitab Al-Fawaaid Ad-Durriyah min Al-Anfaas Al-Haddadiyah, kumpulan kalam Al-Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir Al-Haddad

mari bersama mengembalikan kehidupan Islam.