Jumat, 05 Maret 2010

Teladan dari Khulafaur Rasyidin

Pada masa Khulafa'ur Rasyidin para sahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para tabi'in berlomba-lomba berbuat kebaikan dengan membantu orang yang membutuhkan dan menolong orang yang teraniaya. Abu Bakar Ash-Shidiq radhiallahu'anhu dan Umar bin Khatab radhiallahu'anhu termasuk orang yang gigih berlomba-lomba dalam amal kebaikan yang mulia ini, yang pelakunya mendapatkan kebaikan besar di dunia dan banyak pahala di akhirat.

Abu Bakar radhiallahu'anhu
Peristiwa ini terjadi pada masa Abu Bakar Ash-Shidiq radhiallahu'anhu. Pada saat itu Umar mengamati apa yang dilakukan oleh Abu Bakar, lalu dia melakukan dua kali lipatnya sehingga dia mendapatkan kebaikan dan mendahului Abu Bakar ke tingkat Surga tertinggi.

Suatu hari Umar mengamati Abu Bakar Ash-Shidiq di waktu fajar. Sesuatu telah menarik perhatian Umar. Saat Abu Bakar pergi ke pinggiran kota Madinah setelah shalat Subuh. Abu Bakar mendatangi sebuah gubuk kecil untuk beberapa saat, lalu dia pulang kembali ke rumahnya. Umar tidak mengetahui apa yang ada di dalam gubuk itu dan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar di sana. Umar mengetahui seluruh kebaikan yang dilakukan oleh Abu Bakar, kecuali rahasia urusan gubuk itu.

Hari-hari terus berjalan. Abu Bakar Ash-Shidiq tetap mengunjungi gubuk kecil di pinggiran kota itu. Umar tetap belum mengetahui apa yang dilakukan oleh Abu Bakar di sana. Sampai akhirnya Umar memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk itu sesaat setelah Abu Bakar meninggalkannya. Umar ingin melihat apa yang ada di dalam gubuk itu dengan matanya sendiri. Dia ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh sahabatnya disitu.

Manakala Umar masuk ke dalam gubuk kecil itu, Umar mendapakan seorang nenek tua yang lemah tanpa bisa bergerak. Nenek itu juga buta kedua matanya. Tidak ada sesuatu pun di dalam gubuk kecil itu. Umar tercengang dengan yang dilihatnya. Dia ingin mengetahui ada hubungan apa nenek tua ini dengan Abu Bakar radhiallahu'anhu.

Umar bertanya, “Apa yang dilakukan laki-laki itu (Abu Bakar) di sini?”. Nenek tua itu menjawab, “Demi Allah, aku tidak mengenalnya, wahai anakku” Setiap pagi dia datang, membersihkan rumahku ini dan menyapunya. Dia menyiapkan makan untukku. Kemudian dia pergi tanpa berbicara apapun denganku”

Umar menekuk kedua lututnya, kedua matanya basah oleh air mata, Dia mengucapkan kalimatnya yang masyhur, “Sungguh engkau telah membuat lelah para khalifah sesudahmu wahai Abu Bakar”

Umar bin Khatab radhiallahu'anhu
Amirul Mukminin Umar bin Khatab radhiallahu'anhu menikahi Ummu Kultsum bin Ali radhiallahu'anhu. Suatu hari dia pergi dari rumah untuk mengetahui secara langsung keadaan rakyatnya. Dia bertemu dengan seorang laki-laki yang duduk dengan sedih dan gelisah di pintu masjid. Umar bertanya, “Ada apa denganmu?” laki-laki itu menjawab, “Istriku hampir melahirkan, tetapi kami tidak memiliki apapun dan tidak seorangpun bersamanya.”. Umar menanyakan rumahnya. Lalu dia menunjuk sebuah tenda di pinggiran kota Madinah. Umar pulang menemui istrinya, Ummu Kultsum seraya berkata, “Maukah kamu memperoleh kebaikan yang Allah antarkan kepadamu?” Istrinya bertanya, “Apa itu ya Amiirul Mukminin?” Umar menjelaskan, “Seorang wanita hampir melahirkan dan tidak ada yang menemaninya.” Istrinya menjawab, “Ya.”

Umar lalu mengambil tepung, mentega, dan susu kering. Dia berangkat, diikuti istrinya di belakangnya. Ketika sampai di tenda, Umar berteriak, “Wahai penghuni tenda.” Laki-laki itu keluar. Umar menyuruh istrinya masuk kepada wanita itu, sedangkan ia menyiapkan bejana dengan tepung, mentega dan susu kering. Umar meletakkannya di tungku. Dia meniup apinya dan mengaduk isinya. Apa yang ada di bejana belum juga masak, tetapi telah terdengar tangisan bayi dari dalam tenda yang diikuti suara Ummu Kultsum radhiallahu'anha, “Ya Amirul Mukminin, sampaikan berita gembira kepada temanmu, anaknya laki-laki.” Laki-laki itu terkejut. Dia berkata, “Kami telah merepotkan dan melelahkan Amirul Mukminin.”

Umar berkata, “Tidak apa-apa. Besok pagi datanglah kepada kami. Kami akan memberimu apa yang kamu perlukan untuk keluargamu.” Keesokan harinya laki-laki itu datang. Umar memberinya unta betina dan makanan yang memenuhi punggungnya. Laki-laki itu berbahagia dan berterimakasih kepada Amirul Mukminin radhiallahu'anhu. Begitulah orang besar mencetak sebuah keteladanan.


Dimbil dari “Mausu'ah Qishashis Salaf”, edisi bahasa Indonesia “Ensklopedi Kisah Generasi Salaf” karya Ahmad Salim Baduwailan, penerbit Elba.

Sumber: www.perpustakaan-islam.com
Terkait kasus pemerkosaan Pendeta HKBP terhadap 19 mahasiswi Sekolah Tinggi Teologi, Gereja HKBP di Tarutung, Sumatera Utara didemo pendeta wanita bersama puluhan mahasiswi.

Bertepatan dengan demo nasional besar-besaran dalam rangka mengkritisi kegagalan kinerja 100 hari SBY-Boediono, Kamis (28/1/2010), demo yang tak kalah panasnya, digelar pendeta wanita di lingkungan gereja HKBP Tarutung.

Dr Dewi Sri Sinaga, Pendeta wanita HKBP, bersama puluhan mahasiswi beramai-ramai menggeruduk Kantor Pusat Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) di Tarutung. Mereka mengadukan skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh Pendeta Laguboti terhadap 19 mahasiswi Sekolah Biblevro, Tarutung, Sumatera Utara, sejak Desember 2009 lalu. Laguboti adalah pendeta HKBP yang juga menjadi staf pengajar di Sekolah Biblevro itu.

Pendeta Dewi Sri Sinaga dan puluhan mahasiswi itu, mendesak agar pimpinan HKBP segera menggelar rapat guna membahas kasus pelecehan seksual itu.

Menurut Dewi, pelecehan seksual terhadap 19 mahasiswi itu sudah terjadi sejak Desember lalu. “Pemerkosaan ini sudah berulang-ulang terjadi dan HKBP tidak pernah mengambil sikap tegas terhadap pendetanya. Ini harus dihentikan sekarang juga,” terang Pendeta Sri Sinaga.

…Pemerkosaan ini sudah berulang-ulang terjadi dan HKBP tidak pernah mengambil sikap tegas terhadap pendetanya. Ini harus dihentikan sekarang juga, terang Pendeta Sri Sinaga…

Menurut perempuan yang juga salah satu dosen di STT HKBP Pematang Siantar, skandal seksual pendeta itu sudah sangat mencoreng tubuh Kristus yang diyakini sebagai dasar kerja penginjilan.

“Ini pasti akan kita bawa ke jalur hukum. Namun sejauh ini kita berharap ada ketegasan dari internal HKBP. Serta kami meminta agar keseluruhan mahasiswi didukung,” katanya.

Dewi pun menyesalkan adanya pihak-pihak yang terkesan menghalang-halangi ke-19 mahasiswi korban pelecehan oleh oknum pendeta itu, untuk menempuh jalur hukum. “Jalur hukum itu ada, dan kita akan menempuhnya,” tegas Dewi.

“Kami akan tetap di Tarutung ini untuk meminta kejelasan nasib kami. Sebab kami dikirim orang tua kami untuk belajar Alkitab di sekolah tersebut bukan belajar mengenai pelecehan seksual,” teriak sebagian mahasiswi.

Aib memalukan itu terjadi karena sang dosen teologi salah ajar. Sebagai dosen Sekolah Alkitab (Bibel), mestinya yang diajarkan Pendeta Laguboti adalah etika seksual berdasarkan Alkitab, bukannya praktik zina seksual secara paksa berdasarkan nafsu kedagingannya.

Bukan Yang Pertama Di Panggung Gereja

Pada 27 Februari 2004, The Associated Press wire menyiarkan satu tulisan berjudul Two Studies Cite Child Sex Abuse by 4 Percent of Priests, oleh Laurie Goodstein, yang menyebutkan, bahwa pelecehan seksual terhadap anak-anak dilakukan oleh 4 persen pastur Gereja Katolik.

Setelah tahun 1970, 1 dari 10 pastur akhirnya tertuduh melakukan pelecehan seksual itu. Dari tahun 1950 sampai 2002,sebanyak 10.667 anak-anak dilaporkan menjadi korban pelecehan seksual oleh 4392 pastur.

Studi ini dilakukan oleh The American Catholic Bishops tahun 2002 sebagai respon terhadap tuduhan adanya penyembunyian kasus-kasus pelecehan seksual yang dilakukan paratokoh Gereja.

A.W. Richard Sipe, seorang pendeta Katolik Roma, menulis buku berjudul “Sex, Priests, and Power: Anatomy of A Crisis” (1995). Buku ini menceritakan perilaku seksual di kalangan para pendeta dan pastor.

Sebagai gambaran, pada 17 November 1992, TV Belanda menayangkan program 17 menit tentang pelecehan seksual oleh pemuka agama Kristen di AS. Esoknya, hanya dalam satu hari, 300 orang menelepon stasiun TV, dan menyatakan, bahwa mereka juga mengalami pelecehan seksual oleh para pendeta di Belanda.

Tahun 2002, The Boston Globe, juga menerbitkan sebuah buku berjudul “Betrayal: The Crisis in the Catholic Church”, yang membongkar habis-habisan pengkhianatan dan skandal sex para pemuka agama Katolik.

…Pembongkaran skandal-skandal sex ini telah memunculkan krisis paling serius dalam Gereja Katolik…

Pembongkaran skandal-skandal sex ini telah memunculkan krisis paling serius dalam Gereja Katolik. Pelecehan seksual – khususnya terhadap anak-anak – memang sangat serius.

Sebagai contoh, tahun 1992, di Tenggara Massacusetts, ditemukan seorang pastor saja – bernama James R. Porter- melakukan pelecehan seksual terhadap lebih dari 100 anak-anak (pedofilia).

Mengapa hal ini bisa terjadi ?

Surat Kabar Italia La Republica yang terbit di Vatikan pada hari rabu, 21-3 -2001 mengabarkan tentang banyaknya kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan biarawati yang dilakukan oleh pastur dan uskup di gereja Katolik, lalu mereka memaksa para biarawati itu agar menggugurkan kandungannya untuk mencegah terbongkarnya skandal.

Dalam berita itu, terbongkarlah rahasia yang menyatakan bahwa para uskup dan pendeta menggunakan otoritas agama mereka di beberapa negara, untuk melakukan hubungan seks dengan biarawati secara paksa.

Hal ini terbukti dengan laporan tentang banyaknya terjadipelecehan seksual di 23 negara, diantaranya: Amerika Serikat, Brazil, Philipina, India, Irlandia, dan Italia, bahkan di dalam gereja Katolik (Vatikan) itu sendiri, juga di beberapa negara Afrika lainnya.

Berita tersebut mengatakan: Bahwa salah seorang kapala biarawati di sebuah gereja – yang sengaja tidak disebutkan namanya – menyatakan, bahwa para pendeta di gereja tempatnya bekerja telah melakukan pelecehan seksual terhadap 29 biarawati yang ada dalam keuskupannya. Ketika salah seorang biarawati melaporkan permasalahan ini kepada uskup agung, maka dia pun dipecat dari pekerjaannya.

Di gereja lainnya – menurut laporan – para pendeta yang berada di sana minta disediakan biarawati untuk memenuhi nafsu seks mereka. Dalam berita itu dinyatakan, bahwa setelah kejadian tersebut terungkap, maka pihak gereja mengirim para uskup yang terlibat ke luar negeri untuk melanjutkan studi atau mengutus mereka ke gereja lain sampai batas waktu tertentu.

…para biarawati yang takut pulang ke rumahnya dipaksa untuk meninggalkan gereja, sehingga banyak dari mereka beralih profesi menjadi wanita tuna susila…

Adapun para biarawati yang takut pulang ke rumahnya dipaksa untuk meninggalkan gereja, sehingga banyak dari mereka beralih profesi menjadi wanita tuna susila (pelacur).

Juga dinyatakan, bahwa telah ditemukan beberapa bulan yang lalu tentang adanya jaringan para uskup dan agamawan di Vatikan – dengan berbagai macam tingkatannya – yang melakukan perilaku seks menyimpang (homoseks) dan pecandu narkoba.

Uskup New York dan Boston yang memiliki kedudukan terbesar di gereja Amerika mendapat tekanan kuat untuk mengundurkan diri dari jabatan mereka, setelah tersebar kabar bahwa mereka berdualah yang berada dibalik skandal seks yang dilakukan oleh sebagian pendeta.

Uskup Milouki dituduh telah menyembunyikan informasi tentang skandal seks serupa. Kepala uskup Boston Kardinal Bernard Lu yang berumur 70 tahun juga dituduh telah mengetahui adanya beberapa uskup di keuskupannya yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak dibawah umur secara terus menerus.

Namun uskup tersebut tidak memberikan sanksi kepada mereka, malah dia hanya memindahkankannya ke keuskupan lainnya, dimana para pendeta tersebut bisa mencari korban-korban baru lainnya.

Selain itu, terdapat juga skandal serupa di daerah St. Louis, Florida, California, Philadelphia, dan Detroit. Sekitar 3000 pendeta menghadapi tuduhan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur.

Kardinal pun mendapat protes keras karena tidak memberikan sanksi di Boston kepada mantan pendeta John Geogon yang diyakini telah melakukan pelecehan seks terhadap 100 orang selama 20 tahun, malah dia hanya dipindahkan ke keuskupan lain.

Skandal gereja tersebut menghabiskan biaya yang sangat besar mencapai milyar dolar untuk berdamai di luar pengadilan di beberapa kasus. Juga dinyatakan bahwa beberapa keuskupan bangkrut disebabkan oleh skandal seks tersebut. (Ibnudzar/dbs)

LIBERALISASI AGAMA: KONSPIRASI MENGHANCURKAN ISLAM

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, melalui Paniteranya, menginformasikan dan memberikan panggilan sidang kepada pihak terkait dalam rangka menyelenggarakan sidang Pleno Perkara Nomor 140/PUU-VII/2009 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. Agenda sidang pleno MK yang akan diselenggarakan pada hari Kamis, 04 Februari 2010, pukul 10.00 wib di Gedung MK (mahkamahkonstitusi.go.id), adalah: mendengarkan keterangan Pemerintah, DPR, Saksi/Ahli dari pemohon dan Pemerintah serta Pihak terkait (MUI, KH Hasyim Muzadi dan Prof. DR. H. Din Syamsudin, MA).

Pengujian (judicial review) atas UU ini diajukan oleh 7 LSM dan beberapa gembong yang selama ini ada di garda terdepan dalam menyuarakan Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme. Mereka adalah: IMPARSIAL (Rachland Nashidik), ELSAM (Asmara Nababan), PBHI (Syamsudin Radjab), DEMOS (Anton Pradjasto), Perkumpulan Masyarakat Setara (Hendardi), Desantara Foundation (M. Nur Khoiron), YLBHI (Patra M Zen), dan perorangan Abdurrahman Wahid (alm.), Prof. DR. Musdah Mulia, Prof. M. Dawam Rahardjo dan Maman Imanul Haq. Mereka tergabung dalam AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan).

Usaha kelompok Liberal untuk melakukan gugatan atas UU No 1 PNPS Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama di MK ini sudah digagas sejak 2008 (Okezone, 9/6/08). Keluarnya SKB tiga menteri terkait pelarangan kelompok sesat Ahmadiyah menjadi saat yang bagus bagi mereka untuk melayangkan gugatan ini. Anggapan mereka, SKB yang dikeluarkan Pemerintah mengenai pelarangan berbagai aktivitas Jamaah Ahmadiyah merupakan pelanggaran konstitusi kebebasan beragama dan berkeyakinan dan bahkan diskriminatif terhadap kelompok-kelompok penghayat kepercayaan. Oleh sebab itu, UU No 1 PNPS Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama harus segera diganti.

Inti gugatan terkait UU Nomor 1 PNPS Tahun 1965 antara lain pada pasal 2 dan pasal 156 huruf (a) yang besisi ancaman pidana bagi organisasi dan pribadi yang melanggar ketentuan sesuai pasal 1 yang bunyinya: untuk tidak menceritakan, menganjurkan, atau mengusahakan dukungan umum melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia (Islam) atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan dari agama itu yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.

Gugatan dan langkah-langkah propaganda ide liberalisme yang diusung sekelompok LSM dan tokoh-tokoh tertentu itu jelas lebih merupakan “desain” di level lokal, yang menjadi bagian dari “desain global” di Dunia Islam yang bertujuan untuk menghancurkan Islam dan memporak-porandakan kehidupan beragama umat Islam dimanapun mereka berada. Karena itu, di lapangan ide-ide ini mendapatkan penentangan dari tokoh-tokoh umat Islam dari berbagai ormas Islam.

Ulama dan Umat Menolak Liberalisme Agama

Setelah pengajuan draft (rancangan) gugatan ke MK oleh AKKBB, respon keras datang dari ormas-ormas besar di Indoensia. Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, misalnya, meminta Mahkamah Konstitusi menolak yudicial review Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang Penyalahgunaan dan Penodaan Agama yang diajukan tujuh LSM tersebut. “Kalau UU ini sampai dicabut, orang akan bebas menghujat agama dengan alasan demokrasi dan hak asasi manusia. Padahal ini bukan masalah demokrasi atau HAM, tetapi masalah hak sebuah agama untuk mempertahankan agamanya,” kata Hasyim dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/11/2009).

Pengurus Besar Pemuda Al-Irsyad juga meminta Mahkamah Konstitusi (MK) menolak uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama ini.

Ketua MUI Ma’ruf Amin pun menilai, “UU No 1 tahun 1965 tersebut harus diperkuat, bukan malah dihilangkan. Sebab, untuk melindungi kemurnian agama.” (Hidayatullah, 25/11/09).

Dia menjelaskan, jika UU No 1 tahun 1965 tersebut dihapus, dampaknya sangat besar. Penyimpangan agama akan tumbuh subur dan tidak bisa dihentikan. Aliran-aliran sesat juga akan bebas berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, ia berharap agar MK menolak tuntutan tersebut. Jika tidak maka gelombang protes dari masyarakat akan timbul, tegasnya.

Pemerintah sendiri melalui Menteri Agama, H. Suryadarma Ali, mengkhawatirkan munculnya radikalisme gaya baru yang berbasiskan ideologi kebebasan. Kini kelompok yang mengusung ideologi kebebasan ini sedang melakukan gugatan ke MK (Mahkamah Konstitusi) terhadap kebebasan memeluk agama yang sekarang sudah berjalan (Republika, 23/01/2010).

Menteri Agama (Menag) H Suryadharma Ali mengingatkan umat Islam agar berhati-hati dengan sekelompok orang yang menginginkan adanya kebebasan beragama tanpa batas.

Menag mohon dukungan para ulama dan umat beragama di Indonesia agar Mahkamah Konstitusi tidak mengabulkan gugatan sekelompok orang tersebut. Pasalnya, mereka sudah terang-terangan menginginkan munculnya agama-agama baru. Selain itu, kalau itu dilegalkan, tidak salah kalau komunitas tertentu dapat mengacak-acak al-Quran dan hadis. Sebab, mereka bebas menafsirkan dan menjalankan agama yang sesuai dengan keinginan mereka tanpa batas.

Untuk itu, masalah ini menjadi keprihatinan kita semua. Seperti di Cirebon, misalnya, muncul aliran Surga Eden. Nama imamnya Imam Tontowi. Salah satu ajarannya, jika wanita mau suci maka ia harus ditiduri dulu oleh imamnya. Kalau nanti tuntutan mereka dilegalkan oleh Mahkamah Konstitusi, maka tindakan mereka untuk menjalankan ajaran agama dengan kebebasan tanpa batas ini tidak bisa disalahkan.

“Saya tidak mau sendiri, tapi perlu dukungan dari para ulama, kiai, umat Islam, dan bangsa Indonesia pada umumnya. Kita mengharapkan dapat menjaga kemurnian agama Islam yang kita cintai ini. Kita tidak mau Al-Quran diacak-acak, begitu juga hadis perlu kita jaga,” kata H Suryadharma Ali.

Tentu masih banyak penolakan lain yang datang dari tokoh-tokoh umat Islam dan pimpinan ormas Islam yang memahami dan menangkap bahaya ide liberalisasi yang diusung oleh kelompok Liberal yang bernaung di AKKBB.

Ada Konspirasi

Agenda yang diusung kelompok Liberal dalam beberapa tahun terakhir ini mengisyaratkan beberapa hal. Pertama: orang-orang kafir, sebagaimana saat ini ditunjukkan oleh kekuatan asing pimpinan AS, akan selalu berupaya menghancurkan Islam dengan berbagai cara, di antaranya dengan merusak akidah Islam. Di Indonesia proyek liberalisasi agama yang dimotori oleh kelompok Liberal sejak beberapa tahun lalu didukung penuh oleh kekuatan asing. Kelompok ini terang-terangan mengaku mendapatkan gelontoran dana Rp 1,4 miliar pertahun dari The Asia Foundation. Mereka berupaya menggiring umat Islam ke arah ‘Islam moderat’, yakni Islam yang lebih pro-Barat, yang tercerabut dari akar pemahaman Islam yang sebenarnya.

Dengan berbagai cara, kaum Liberal mendukung keberadaan aliran sesat Ahmadiyah, juga aliran-aliran sesat lainnya seperti Salamullah (Lia Eden), Bahai, Al-Qiyadah (Mosadeq) dan semisalnya. Ini adalah proyek besar. Jika Ahmadiyah diakui sebagai bagian dari Islam maka ini menjadi pintu masuk untuk merusak bagian-bagian Islam lainnya. Proyek liberalisasi agama ini muncul dari cendekiawan yang telah dididik Amerika dan Barat. Pemahaman menyimpang itu masuk melalui beberapa perguruan tinggi Islam dan program beasiswa terhadap anak bangsa yang belajar ke Amerika dan Barat. Aktivitas mereka didukung sepenuhnya oleh media massa. Mahabenar Allah Yang berfirman:

]وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا[

Orang-orang kafir tidak henti-hentinya berusaha memerangi kalian hingga mereka berhasil mengeluarkan kalian dari agama kalian—jika saja mereka mampu (QS al-Baqarah [2]: 217).

Kedua: adanya koalisi (kerjasama) kaum munafik (dalam hal ini para kaki tangan asing, khususnya kelompok Liberal) dengan kaum kafir (pihak asing) untuk menghancurkan Islam. Kerjasama semacam ini bukanlah hal baru. Empat belas abad lalu Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa di antara karakter munafik adalah menjadikan orang-orang kafir sebagai kawan, pelindung bahkan ’tuan’ mereka. Allah SWT berfirman:

]الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ[

(Orang-orang munafik itu) ialah mereka yang mengambil orang-orang kafir sebagai teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang Mukmin (QS an-Nisa’ [4]: 139).

Ketiga: adanya upaya memecah-belah umat Islam. Ini juga akan selalu dilakukan oleh kaum munafik, juga orang-orang kafir. Pada zaman Rasulullah saw., misalnya, upaya pecah-belah pernah dilakukan orang kafir (Yahudi). Suatu ketika, seorang Yahudi bernama Syash bin Qais lewat di hadapan orang-orang Aus dan Khazraj yang saat itu tengah bercakap-cakap. Yahudi tersebut merasa benci melihat keakraban mereka. Lalu Yahudi tersebut menyuruh seseorang untuk turut terlibat di dalam percakapan mereka, seraya membangkit-bangkitkan cerita Jahiliah pada masa Perang Buats (yang melibatkan Aus dan Khajraj). Orang-orang Aus dan Khazraj pun terprovokasi. Aus bin Qaizhi dari kabilah Aus dan Jabbar bin Sakhr dari kabilah Khazraj akhirnya saling mencaci-maki satu sama lain hingga nyaris terjadi baku hantam dengan pedang terhunus. Berita itu sampai kepada Rasulullah saw. Beliau kemudian menghampiri mereka seraya menasihati mereka akan makna ukhuwah islamiyah. Seketika mereka pun sadar, bahwa mereka telah tergoda setan dan terperdaya musuh. Lalu mereka pun menurunkan senjatanya, berpelukan dan bertangisan. Tidak berselang lama, turunlah firman Allah SWT:

]وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا[

Berpegang teguhlah kalian semuanya pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai (QS Ali Imran [3]: 103).

Umat Islam Harus Bersatu dan Melawan

Kalau kita mau merenungkan, tentu upaya merongrong Islam tidak demikian mudah terjadi manakala negara ini berdiri tegak di atas ideologi Islam. Dengan sistem Islam, negara akan melindungi keyakinan warga negaranya, khususnya kaum Muslim, dari segala bentuk penistaan. Sebaliknya, ruang dan sistem demokrasi memberikan peluang kebebasan kepada siapa saja untuk menghujat dan menodai agama. Bahkan kelakuan yang lebih buruk tersebut bisa menimpa Islam dan kaum Muslim. Dengan kedok HAM dan Demokrasi, begitu mengalir deras skenario pelecehan dan penyudutan agama Islam di negeri mereka sendiri.

Karenanya, umat Islam semuanya tentu merindukan lahirnya sebuah sistem yang sepenuhnya menegakkan syariah Islam. Itulah Daulah Khilafah Islamiyah yang bisa menghentikan penghinaan dan penistaan itu semua.

Umat Islam di Indonesia wajib bersatu dan melawan setiap upaya liberalisasi agama yang terang-terangan bertentangan dengan Islam. Jika berdiam diri maka di kesempatan yang berbeda, umat ini betul-betul akan menjadi sekerumunan manusia yang hilang haybah-nya (kemuliaan dan kewibawaannya) di hadapan musuh-musuhnya yang siang dan malam mengintai untuk menghancurkan dirinya.

Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. []

Etika Muslim Sehari-hari - Tidur & Bangun Tidur

Etika Saat Tidur dan Bangun Tidur

1. Berintrospeksi diri / muhasabah sesaat sebelum tidur. Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuhasabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur, mengevaluasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.

2. Tidur dini, berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah Radhiallaahu anha “Bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat”.(Muttafaq `alaih)

3. Disunnatkan berwudhu’ sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al-Bara’ bin `Azib Radhiallaahu anhu menuturkan : Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu’lah sebagaimana wudlu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan...” Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.

4. Disunnatkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya...” Di dalam satu riwayat dikatakan:”tiga kali”. (Muttafaq `alaih).

5. Makruh tidur tengkurap. Abu Dzar Radhiallaahu anhu menuturkan :”Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :”Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka”. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

6. Makruh tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya”. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir Radhiallaahu anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman”. (Muttafaq’alaih).

8. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.

9. Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam, seperti :

Allahumma qinii 'adzabaka yauma tab'atsu 'ibadaka. “Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu”. Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)

Dan membaca:

Bismika Allahumma amuutu wa ahyaa. “Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari)

10. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini :

'Audzu bikalimaatillahit taammati, min ghodhobihi, wasyarri 'ibaadihi, wamin hamadzaatisy syayathiini wa an yahdluruuni." Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku”. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)

11. Hendaknya apabila bangun tidur membaca :

"Alhamdulillaahilladzii ahyaana ba'da maa amaatanaa, wa ilaihin nusyuur". “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari)

(Dikutip dari Judul Asli Al-Qismu Al-Ilmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, versi Indonesia Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari)

DAKWAH RASULULLAH SAW KETIKA DALAM PERJALANAN

Imam Ahmad telah memberitakan dari putera Sa'ad, sedang ayah Sa'ad sendiri yang menunjukkan jalan ke Rakubah (perjalanan di antara Makkah dengan Madinah). Berkata putera Sa'ad, bahwa ayahku telah menceritakan kepadaku, bahwa Rasulullah SAW bersama-sama dengan Abu Bakar ra. telah singgah di kampungku. Sebenarnya Abu Bakar ra. ingin melihat puterinya yang kecil sedang disusukan di kampung kami dan Rasulullah SAW pula inginkan jalan pendek ke Madinah. Berkata Sa'ad kepada Rasulullah SAW: "jalan melalui Rakubah ini ada dua orang perompak dari suku Aslam, dikenal orang dengan panggilan Dua yang terhina!, jika engkau ingin melalui jalan ini, kami akan menunjukkannya". Rasulullah SAW menjawab: "Tidak mengapa, tunjukkanlah jalannya kepada kami!". Berkata Sa'ad seterusnya: "Kami pun berjalan melalui Rakubah itu, dan apabila kami dilihat oleh dua orang perompak itu, salah seorang mereka berkata kepada temannya: "Ini orang dari Yaman, barangkali!". Apabila kita bertemu dua orang perompak itu, Rasulullah SAW pun menyeru mereka supaya masuk Islam, dijelaskannyalah kepada keduanya tentang agama yang diajarkannya. Akhirnya mereka berdua setuju dan memeluk Islam. "Siapa nama kamu berdua?" tanya Rasuluilah SAW "Nama kami?". Mereka tersenyum."orang panggil kami dua orang yang terhina! Barangkali kerana perbuatan kami yang jahat". "Tidak", jawab Rasuluilah SAW. "Tapi sekarang kamu berdua dipanggil sebagai dua orang yang dimuliakan, kerana telah dimuliakan oleh Islam. Kami sekarang hendak menuju Madinah. Nanti temui kami di Madinah!" Rasulullah SAW berpesan kepada mereka berdua.
(Musnad Ahmad 4:74; Majma'uz-Zawa'id 6:58)

Pohon Menjadi Saksi Pengislaman seorang Badui
Abu Abdullah An-Naisaburi (Hakim) telah memberitakan pula dari Ibnu Umar ra. katanya: Semasa kami bersama dengan Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, tiba-tiba kami ditemui oleh seorang Arab badui. Apabila kami berhampiran dengan badui itu, berkata Rasulullah SAW kepadanya: "Hendak ke mana, wahai teman?!". "Hendak kembali ke kampungku",jawab badui itu. "Mahukah engkau jika aku tunjukkanmu kepada yang baik?". "Apa itu?", tanya si badui. "Engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah saja, yang Esa, tiada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad itu adalah hambanya dan UtusanNya",jawab Rasulullah SAW. "Siapa yang menjadi saksi atas apa yang engkau katakan itu?", tanya badui itu. "Engkau mahukan saksi? Engkau tak percaya kepadaku?!". "Ya, kerana aku tak kenal padamu!", jawab badui itu. "Baiklah", jawab Rasulullah SAW lagi. "Cukupkah jika pohon itu menjadi saksi?!", sambil beliau menunjuk kepada sebatang pohon yang berdekatan dengan karni. "Pohon menjadi saksi?", mata badui itu terbelalak, dia tertawa. Maka Rasulullah SAW pun memanggil pohon yang tumbuh di lereng lembah bukit itu supaya datang. Lalu pohon itu pun datang menyeret dirinya satu-satu hingga berdiri di hadapan badui itu. Dan beliau meminta kepadanya supaya menyaksikan bahwa apa yang dikatakan beliau itu adalah benar dan betul. Pohon itu lalu bersaksi dengan jelas, kemudian dia kembali semula ke tempatnya di lereng bukit itu. Orang badui itu terperanjat, dan tidak terkata-kata lagi. Kami juga merasa heran, namun begitu kami tahu yang berlaku itu adalah tanda mukjizat Rasulullah SAW. "Kalau begitu, aku percaya kepadamu!", jawab badui itu. Dia pun kembali ke kampungnya, sambil berkata, "Nanti, jika kaumku mengikutku, akan aku bawa mereka semua kepadamu". "Kalau tidak?". "Kalau tidak, aku sajalah yang akan datang kepadamu, dan duduk denganmu!"
(Al-Bidayah Wan-Nihayah 6:125; Majma'uz-Zawa'id 8:292)

Islamnya Buraidah bin Hasib ra.
Dan dari riwayat Ashim Al-Aslami yang dikeluarkan oleh Ibnu Sa'ad katanya: Apabila Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, beliau singgah di sebuah kampung bernama Chamim. Beliau bertemu dengan Buraidah bin Hashib lalu ia diajak Rasulullah SAW untuk memeluk Islam. Buraidah memeluk Islam bersama-sama dengan penduduk kampungnya, dan jumlah mereka sangat ramai, semuanya datang dari kurang lebih 80 rumah. Beliau bermalam di kampung itu, dan bersembahyang Isya' sedang penghuni kampung itu mengikutnya di belakang.
(Tabaqat Ibnu Sa'ad 4:242)

Mari jadikan dakwah sebagai jalan hidup kita......

SUBHANALLAH, MILLIADER (PENGACARA JACKO) AMERIKA MASUK ISLAM

"Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk . . . " (QS. Al-A'raf: 178)

Gambaran ayat di atas terlihat pada disi seorang miliader asal negeri kafir Amerika. Mark Shaffer namanya. Dia mendeklarasikan keislamannya pada Sabtu, 17 Oktober 2009 yang lalu. Saat itu Mark sedang berwisata ke Saudi Arabia untuk mengunjungi beberapa kota terkenal seperti Riyadh, Najran, dan Jeddah selama 10 hari.

Mark adalah seorang miliader terkenal dan pengacara kawakan di Los Angeles Amerika Serikat, khususnya terkait hukum perdata. Kasus besar terakhir yang ditanganinya ialah terkait dengan penyanyi pop terkenal Amerika Michel Jackson sepekan sebelum ia meninggal.

Menurut pengakuannya, yang mengilhaminya masuk Islam adalah dorongan pribadinya yang kuat mengenal Islam. Dan setelah membaca informasi yang benar tentangnya, dia yakin bahwa Islam adalah agama yang benar.

Sebenarnya, Mark sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang Islam. Dan ketika berada di Saudi dan menyaksikan langsung kehidupan kaum Muslimin, khususnya ketika mereka shalat berjamaah, dorongan untuk lebih mendalami Islam makin kuat.

Seorang guide wisata yang menemani Mark selama 10 hari di Saudi, Dhawi Ben Nashir menjadi saksi perjalanan keislaman Mark Shaffer. Ben Nasher menceritakan bahwa Mark mulai bertanya-tanya padanya tentang Islam sejak pertama kali menginjakkan kakinya di Saudi.

Sesampainya di Saudi, Mark menginap di kota Riyadh selama dua hari. Selama itu, Mark sangat concern pada Islam.

Setalah dari Riyadh, Mark pindah ke Najran, terus ke Abha dan Al-Ula. Di sanalah ketertarikannya pada Islam sangat terlihat. Ketika itu, dia sedang berwisata ke padang pasir.

Di sana, dia melihat tiga pemuda Saudi yang mendampinginya sedang shalat di atas bentangan padang pasir yang amat luas. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan baginya.

Dia melihat tiga pemuda Saudi yang mendampinginya sedang shalat di atas bentangan padang pasir yang amat luas. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan baginya.
Ben Nasher melanjutkan ceritanya, "Setelah dua hari di Al-Ula, kami, pergi ke Al-Juf. Sesampai di Al-Juf, Mark minta dicarikan buku-buku tentang Islam. Lalu saya berikan beberapa buku tentang Islam. Semua buku tersebut dibaca habis oleh Mark. Esok paginya, dia minta saya mengajarkannya shalat. Sayapun mengajarkannya shalat dan bagaimana cara berwudhu'. Lalu dia ikut shalat di samping saya."

Setelah ikut shalat bersamanya, Mark merasakan jiwanya sangat tentram. Sebuah kenikmatan yang tidak bisa dibayangkannya.

Kamis sorenya, Mark dan guidenya meninggalkan Al-Ula menuju kota Jeddah. Selama di perjalanan dia terlihat serius sekali membaca buku-buku tentang Islam. Dan pada Jum'at paginya, mereka mengunjungi kota tua Jeddah.

Setelah ikut shalat bersamanya, Mark merasakan jiwanya sangat tentram. Sebuah kenikmatan yang tidak bisa dibayangkannya.
Sebelum waktu shalat Jumat tiba, mereka kembali ke hotel. Ben Nasher minta izin untuk shalat Jumat. Saat itu Mark ingin ikut bersamanya untuk shalat Jumat agar bisa menyaksikannya seperti apa shalat Jumat itu. "Welcome…," jawab Ben Naher dengan semangat.

"Kamipun pergi ke sebuah masjid yang tidak jauh dari hotel tempat kami menginap di Jeddah. Karena agak terlambat, saya dan sebagian jamaah shalat di luar masjid karena jamaahnya yang mebludak. Terlihat Mark mengamati jamaah apalagi setelah selesai shalat Jumat, mereka saling bersalam-salaman dengan wajah yang cerah dan gembira. Mark semakin kagum dengan pemandangan tersebut," tutur Ben Nasher.

Setelah pulang ke hotel, tiba-tiba Mark menyampaikan kepada Ben Nasher tentang keinginannya untuk masuk Islam. Ben Nasher pun menyambutnya dengan gembira, "Silahakan Anda mandi terlebih dulu," sarannya.

Setelah mandi, Ben Nasher membimbing Mark mengucapkan dua kalimat syahadat lalu shalat sunnah dua rakaat. Setelah itu, Mark mengungkapkan keinginannya untuk mengunjungi Masjid Haram di Makkah dan shalat di sana sebelum dia meninggalkan Saudi Arabia.

Agar dapat memasuki kota Makkah dan Masjidil Haram, Mark ditemani Ben Nasher pergi ke kantor Dakwah dan Irsyad di kawasan Al-Hamro’ Jeddah untuk mengambil bukti formal keislamannya. Lalu Mark diberi sertifikat sementara masuk Islam. Karena beberapa anggota kru yang mengikuti kunjungan Mark ke Saudi Arabia sudah harus kembali ke Amerika sore Sabtunya. Al-Hamdullah, Ustadz Muhammad Turkistani bersedia mengantarkan Mark ke tanah haram Mekkah pagi itu juga.

Terkait kunjungan Mark ke Masjidil Haram, Ustazd Muhammad Turkistani menceritakan, "setelah Mark medapatkan sertifikat Islam sementara kamipun langsung berangkat menuju Masjidil Haram yang mulia. Ketika dia menyaksikan Masjidil Haram, tampak sekali wajahnya sangat cerah dan memancarkan kegembiraan yang luar biasa. Ketika kami masuk ke dalam Masjidil Haram dan menyaksikan langsung Ka’bah, kegembiraannya semakin bertambah. Demi Allah saya tidak bisa mengungkapkannya dengan lisan akan pemandangan tersebut. Setelah dia tawaf mengelilingi Ka’bah yang mulia, kami shalat sunnah dan kemudian keluar dari Masjid Haram. Saya lihat Mark sangat berat untuk berpisah dengan Masjid Haram."

Setelah Mark mengumumkan keislamannya, dia sempat mengungkapkan kebahagiaanya pada Koran Al-Riyadh sambil berkata, "Saya tidak sanggup mengungkapkan perasaan saya saat ini. Sekarang saya baru dilahirkan kembali dan kehidupan saya baru dimulai…" Mark menambahkan, "saya sangat bahagia. Kebahagiaan yang saya rasakan tidak sanggup saya ungkapkan pada Anda saat saya berkunjung ke Masjidil Haram dan Ka’bah yang mulia."

Mark menambahkan, "saya sangat bahagia. Kebahagiaan yang saya rasakan tidak sanggup saya ungkapkan pada Anda saat saya berkunjung ke Masjidil Haram dan Ka’bah yang mulia."
Setelah menjadi muslim, Mark bertekat akan lebih serius mendalami Islam dan akan kembali lagi ke Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah Haji.

Pagi Ahad 18 Okteber 2009, Mark meninggalkan Bandara King Abdul Aziz Jeddah menuju Amerika. Sebelum meninggalkan Jeddah, saat mengisi fomulir imigrasi, Mark mencantumkan agamanya adalah ISLAM.

Selamat jalan saudaraku . . . semoga Allah senantiasa menjagamu dan memilihmu untuk menjadi duta Islam di Amerika. Semoga Allah menganugerahkan hidayah kepada rakyat Amerika melalui tanganmu. Membuka mata hati pemimpin negerimu melalui sebab dirimu. . . . (PurWD/era)

Taubat Sejati Seorang Pemuda

Taubat Sejati Seorang Pemuda
Imam Malik bin Dinar mengajari kita dalam bagian ini tentang seorang pemuda kecil di waktu haji, dengan bertutur,

"Ketika kami mengerjakan ibadah haji, kami mengucapkan talbiyah dan berdoa kepada Allah, tiba-tiba aku melihat pemuda yang masih sangat muda usianya memakai pakaian ihram menyendiri di tempat penyendiriannya tidak mengucapkan talbiyah dan tidak berdzikir mengingat Allah seperti orang-orang lainnya. Aku mendatanginya dan bertanya, 'mengapa dia tidak mengucapkan talbiyah ?'"

Dia menjawab, "Apakah talbiyah mencukupi bagiku, sedangkan aku sudah berbuat dosa dengan terang-terangan. Demi Allah! Aku khawatir bila aku mengatakan labbaik maka malaikat menjawab kepadaku, 'tiada labbaik dan tiada kebahagiaan bagimu'. Lalu aku pulang dengan membawa dosa besar."

Aku bertanya kepadanya, "Sesungguhnya kamu memanggil yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Dia bertanya, "Apakah kamu menyuruhku untuk mengucapkan talbiyah? "

Aku menjawab, "Ya."

Kemudian dia berbaring di atas tanah, meletakkan salah satu pipinya ke tanah mengambil batu dan meletakkannya di pipi yang lain dan mengucurkan air matanya sembari berucap, "Labbaika Allaahumma labbaika, sungguh telah kutundukkan diriku kepada-Mu dan badan telah kuhempaskan di hadapan-Mu."

Lalu aku melihatnya lagi di Mina dalam keadaan menangis dan dia bekata, "Ya Allah, sesungguhnya orang-orang telah menyembelih kurban dan mendekatkan diri kepada-Mu, sedangkan aku tidak punya sesuatu yang bisa kugunakan untuk mendekatkan diri kepadamu kecuali diriku sendiri, maka terimalah pengorbanan dariku. Kemudian dia pingsan dan tersungkur mati. Akupun mohon kepada Allah agar dia mau menerimanya.

Seorang Muslimah Itu...........

Seorang muslimah itu ...
yang lembut fitrah tercipta,
halus kulit, manis tuturnya,
lentur hati ...
indah wajahnya,
seindah rasa membisik di jiwa,
di matanya cahaya,
dalamnya ada air,
sehangat cinta,
sejernih suka,
sedalam duka,
ceritera hidupnya ...

Seorang muslimah itu ...
hatinya penuh manja,
penuh kasih sayang semuanya,
cinta untuk diberi ...
kasih untuk dirasa ...

namun manjanya
bukan untuk semua,
bukan lemah,
atau kelemahan dunia ...
ia bisa kuat,
bisa jadi tabah,
bisa ampuh menyokong,
pahlawan-pahlawan dunia ...

begitu unik tercipta,
lembutnya bukan lemah,
tabahnya tak perlu pada
jasad yang gagah ...

Seorang muslimah itu ...
teman yang setia,
buat Adam dialah Hawa,
tetap di sini ...
dari indahnya jannah,
hatta ke medan dunia,
hingga kembali mengecap nikmatNya ...

Seorang muslimah itu ...
bisa seteguh Khadijah,
yang suci hatinya,
tabah & tenang sikapnya,
teman lah-Rasul,
pengobat duka & laranya ...

Bijaksana ia,
menyimpan ílmu,
si teman bicara,
dialah Áisyah,
penyeri taman Rasulullah,
dialah Hafsah,
penyimpan mushaf pertama kalamullah ...

Seorang muslimah itu ...
bisa setabah Maryam,
meski dicaci meski dikeji,
itu hanya cerca manusia,
namun sucinya ALLah memuji ...

Seperti Fatimah kudusnya,
meniti hidup seadanya,
puteri Rasulullah ...
kesayangan ayahanda,
suaminya si panglima agama,
di belakangnya dialah pelita,
cahaya penerang segenap rumahnya,
ummi tersayang cucunda Baginda ...

Bisa dia segagah Nailah,
dengan dua tangan
tegar melindung khalifah,
meski akhirnya bermandi darah,
meski akhirnya khalifah rebah,
syahid menyahut panggilan Allah .

Seorang muslimah itu ...
perlu ada yang membela,
agar ia terdidik jiwa,
agar ia terpelihara ...

Dengan cinta Rabbnya,
dengan rindu Rasulnya ...
dengan yakin Deennya,
dengan teguh áqidahnya,
dengan utuh cinta yang terutama,
Allah dan juga RasulNya,
dalam ketaatan penuh setia .
pemelihara kesucian dirinya,
agama, keluarga & ummahnya ...

Seorang muslimah itu ...
melenturnya perlu kasih sayang,
membentuknya perlu kebijaksanaan,
kesabaran dan kemaafan,
keyakinan & penghargaan,
tanpa jemu & tanpa bosan,
memimpin tangan, menunjuk jalan ...

Seorang muslimah itu ...
yang hidup di alam ini,
gadis akhir zaman,
era hidup perlu berdikari ...
dirinya terancam dengan fitnah,
sucinya perlu tabah,
cintanya tak boleh berubah,
tak bisa terpadam oleh lelah,
dek keliru fikir jiwanya,
kerana dihambur ucapkata nista,
hanya karena dunia memperdaya ...

Karena seorang muslimah itu,
yang hidup di zaman ini ...
perlu teguh kakinya,
mantap iman mengunci jiwanya,
dari lemah & kalah,
dalam pertarungan yang lama ...
dari rebah & salah,
dalam perjalanan mengenali Tuhannya,
dalam perjuangan menggapai cinta,
nikmat hakiki seorang hamba,
dari Allah yang menciptakan,
dari Allah yang mengaruniakan,

seorang muslimah itu ...
anugerah istimewa kepada dunia!

seorang muslimah itu ...
tinggallah di dunia,
sebagai ábidah,
dah'ieyah & mujahidah,
pejuang ummah ...
anak ummi & ayah,
muslimah yang solehah ...

Kelak jadi ibu,
membentuk anak-anak ummah,
rumahnya taman ilmu,
taman budi & ma'rifatullah ...

Seorang muslimah itu ...
moga akan pulang,
dalam cinta & dalam sayang,
redha dalam keredhaan,
ALLah yang menentukan ...
seorang gadis itu dalam kebahagiaan!

Moga lah-Rahman melindungi,
merahmati dan merestui,
perjalanan seorang gadis itu ...
menuju cintaNYA yang ABADI!
Amien…..


** Disunting dari catatan “seorang gadis itu” (ainhumaira)

Apakah Hukum Asuransi Dalam Islam ?

Apa hukum asuransi jiwa dan harta milik ?

Jawaban : Asurunsi jiwa tidak boleh; karena orang yang mengasuransikan jiwanya apabila malaikat maut datang, maka dia tidak sanggup mentransfer jiwanya ke perusahaan asuransi. Perbuatan ini adalah salah dan bodoh serta sesat. Perbuatan ini juga mengandung unsur penyerahan diri (tawakal) kepada perusahaan tersebut bukan kepada Allah. Maka dia berkayakinan apabila dia mati maka perusahaan akan menjamin sambako dan nafkah untuk ahli warisnya, ini merupakan penyerahan diri kepada selain Allah.

Asal usul asuransi ini diambil dari perjudian, bahkan asuransi itu pada prakteknya adalah judi. Allah telah mensejajarkan perjudian dengan syirik, dan dengan perbuatan mengadu nasib dengan undian serta dengan minuman keras di dalam Kitab-Nya. Adapun di asuransi ini, jika seseorang membayar sejumlah uang, dan kadang-kadang dia membayar sampai bertahun-tahun, dia selalu menjadi orang yang membayar hutang, jika ia mati pada waktu yang singkat, maka perusahaanlah yang membayarnya. Setiap transaksi berputar sekitar untung dan rugi maka itu adalah perjudian.


2) Pertanyaan : Saya mendengar dari sebagian masyarakat bahwa seseorang bisa mengasuransikan harta miliknya dan pada waktu terjadi kecelakaan (insiden) pada sesuatu yang diasuransikan itu, maka perusahaan akan menggantinya. Saya mohon dari kemulian Syeikh untuk menerangkan hukum asuransi ini. Apakah di antara asuransi itu ada yang dibolehkan dan ada yang dilarang ?

Jawaban : Asuransi artinya seseorang membayar jumlah uang tertentu ke perusahaan setiap bulan atau setiap tahun, supaya perusahaan itu menjamin insiden yang mungkin akan terjadi pada sesuatu yang diasuransikan itu. Sebagaimana yang diketahui, orang yang membayar asuransi itu tetap menjadi orang yang berhutang. Adapun perusahaan terkadang beruntung dan terkadang merugi. Dengan artian apabila insiden itu besar dan lebih banyak daripada yang dibayar, maka perusahaan merugi. Apabila insidennya kecil dan lebih sedikit dari yang dibayar kliennya, maka dia beruntung. Atau tidak ada terjadi insiden sama sekali maka kliennya merugi. Bentuk transaksi ini yaitu; manusia berada di posisi untung atau rugi, maka itu termasuk perjudian yang telah diharamkan oleh Allah di dalam Kitab-Nya dan dia mensejajarkan dengan minum khamar serta mengibadati berhala. Berdasarkan bentuk asuransi seperti ini hukumnya haram. Dan saya tidak mengetahui sedikitpun bentuk asuransi yang didirikan atas penipuaan (kerugian) hukumnya boleh. Akan tetapi seluruhnya adalah haram berdasarkan hadits Abu Hurairah t bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang jaul beli yang mengandung unsur penipuan .


Jawaban di atas dijawab olah Syeikh Muhammad bin Sholeh bin Utsaimin ulama besar Saudi.

3) Pertanyaan : Apa pandangan syara (agama) terhadap asuransi perdagangan, terutama asuransi mobil ?

Jawaban : Hukum asuransi perdagangan ( komersial ) tidak boleh oleh Agama, dalilnya firman Allah Ta'ala :
Artinya : Janganlah kalian memakan harta diantara kalian dengan cara yang batil. (Q.S. 2:188).

Di mana perusahaan asuransi tersebut memakan harta nasabahnya secara tidak benar (secara haram), karena salah seorang dari nasabahnya membayar setiap bulan dengan sejumlah harta, kadang-kadang sampai mencapai puluhan ribu rial (jutaan Rupiah), sedangkan dia tidak butuh perbaikan apapun dari mobilnya selama setahun, kemudian hartanya juga tidak dikembalikan.

Kadang-kadang sebagian nasabah membayar dengan harta yang sedikit, tahunya terjadi kecelakaan, maka perusahaan asuransi pun menanggung resikonya, dengan harga yang berlipat ganda dari uang yang telah dibayarkan, pada saat itu, nasabah tadi memakan harta perusahan secara tidak benar.

Kebanyakkan dari para nasabah yang telah membayar uang ke asuransi, membawa mobil dengan kegila-gilaan, ngebut, sehingga nyaris kecelakaan, lantas mereka mengatakan : Perusahaan asuransi yang menanggung. Kadang-kadang hal ini mendorong untuk terjadinya kecelakaan. Dalam keadaan ini, merupakan bahaya terhadap penduduk yang menyebabkan banyaknya kecelakaan dan kematiaan. Wallahu alam.

4) Pertanyaan : Apa hukum asuransi mobil ?, di mana kebanyakan dari pengusaha rental mobil di airport mengasuransikan mobil mereka. Apabila seseorang menyewa mobil dari rental tersebut, dia harus membayar uang sebesar 30 Rial (60.000,00 Rupiah) sebagai jaminan (asuransi) mobil yang disewanya, jikalau terjadi insiden terhadap mobil itu, maka perusahaan pun akan menanggung perbaikannya, meskipun insiden itu kesalahan penyewa sendiri. Mohon dijelaskan, semoga Allah membalasmu dengan balasan yang baik!

Jawab : Pendapat saya asuransi itu merupakan salah satu bentuk dari bahaya. Di mana kadang-kadang perusahaan asuransi itu mengambil harta (uang) dari nasabahnya setiap tahun, sedangkan dia tidak pernah memperbaiki sedikit apapun. Dan juga para nasabah kadang-kadang tidak membutuhkan perbaikan atau lainnya. Kadang-kadang perusahaan itu mengambil dari nasabahnya harta yang sedikit, tapi di satu sisi merugi dengan kerugian yang banyak sekali.

Ada di antara pemilik mobil itu iman dan rasa takut mereka kepada Allah kurang, maka ketika dia mengasuransikan mobilnya, lantas dia tidak menghiraukan lagi apa pun yang akan terjadi, bahkan mencari-cari bahaya, sehingga gila-gilaan mengendarai mobil, yang menyebabkan terjadinya kecelakaan serta membunuh jiwa yang tidak bersalah, serta membuang-buang harta yang berharga. Akan tetapi bahaya-bahaya ini tidak mengkhawatirkan mereka, karena perusahaan pun akan menanggung seluruh apa yang akan terjadi . Maka saya mengatakan : Sesungguhnya asuransi ini tidak boleh sedikitpun (haram) karena sebab-sebab di atas dan sebab-sebab yang lainnya, apakah itu asuransi mobil, jiwa, harta, atau lainnya.


Pertanyaan ini dijawab oleh Syeikh Abdullah bin Jibrin salah seorang ulama Saudi.

- Tuduhan "Anti Semit" - senjata Yahudi memojokkan pemimpin Negara

PERDANA MENTERI TURKI ANTI SEMIT

Pemerintahan Israel menuduh Perdana Menteri Turki Recep Tayyep Erdogan sebagai pihak yang mendukung gerakan 'Anti-Semit', bahkan yang menyukseskannya dari dalam.

Surat kabar Israel Haaretz (26/1) melansir, tuduhan tersebut dikemukakan oleh salah satu sumber dari dalam negeri Israel, menyusul kian derasnya rangkaian krisis dan kemelut diplomatik antara pemerintahan Turki dan Israel sejak awal 2009 silam.


eramuslim.com

=___________________________=

ISRAEL BOIKOT TURKI

Hubungan Turki-Israel panas lagi. Lebih dari 2.000 serikat pekerja di Israel mengumumkan bahwa mereka akan memboikot pariwisata Turki sebelum pemerintah Turki menyampaikan secara resmi pernyataan maafnya pada Israel. Ancaman boikot itu disampaikan pada acara pameran pariwisata yang berlangsung di Tel Aviv.

Anggota serikat pekerja Israel menganggap PM Turki Recep Tayyeb Erdogan telah menyerang Israel secara verbal, karena Erdogan kerap melontarkan kecaman dan kritikan tajam atas tindakan Israel terutama dalam masalah Palestina. Pekan kemarin, pemerintah Israel bahkan menyebut Erdogan anti-Semit dan telah merusak citra Israel lewat pernyataan-pernyataannya.

eramuslim.com

=___________________________=

Inilah negara Turki... negara islam yang dikenal sangat liberal. Tapi apa yang terjadi...

Ketika perdana menteri Turki ENDORGAN.. baru ribut satu kali dengan perdana menteri Israel dlm sebuah pertemuan..

padahal tidak pernah ada pernyataan deras dari perdana menteri Turki menyatakan anti negara Israel dan anti semit.. sperti ucapan berkali2 presiden Iran..

Bahkan pernah ada rencana pembunuhan terhadap perdana menteri Turki ini yg alhamdulillah berhasil digagalkan...

inilah yg terjadi...

=___________________________=

bandingkan dengan Ahmadinejad...

AHMADINEJAD dengan jelas melakukan pidato yg disorot ke seluruh dunia... dengan jelas2.. dia mengatakan israel adalah musuh.. anti holocust.. anti Amerika.. dlll.. israel harus dihapuskan dari muka bumi..

tapi... tak pernah ada pernyataan resmi dari perdana menteri israel kalo.. Ahmadinejad itu "anti semit"..

tdk pernah ada usaha pembunuhan padanya.. mana..??? israel & amerika seakan diam saja..

malah terakhir.. Amerika dengan tegas mnyatakan dukungan pada pemerintahan Ahmadinejad ketika negara Iran digoncang kecurangan pemilu 2009...

Iran diboikot Israel.. (kapan yaa).. nyang ada ucapan selamat tahun baru 2010 dari Iran "nyang kebongkar" kpd komite olahraga Israel... & dibalas lagi ucapan selamat ntu

Wahai... Ahmadinejad.. TAQIYAH sedunia dosanya adalh mnipu kaum muslimin sedunia...

AGAMA BARU ITU BERNAMA PLURALISME! 2

Kebatilan Pluralisme

Umat Islam seharusnya mengkaji bahawa asal-usul fahaman pluralisme ini bukanlah dari Islam, tetapi dari orang-orang kafir Barat yang mengalami trauma hasil konflik dan perang antara puak Katolik dan Protestan serta kumpulan Ortodoks. Antaranya adalah kesan dari peristiwa tahun 1527 di Paris yang disebut dengan The St Bartholomeus Day’s Massacre di mana pada satu malam di tahun tersebut, seramai lebih 10,000 orang Protestan dibantai habis-habisan oleh puak Katolik. Peristiwa yang mengerikan inilah yang telah mengilhamkan ‘semakan semula’ ke atas teologi Katholik pada Vatican Conciliation II (1962-1965). Keyakinan bahawa ‘extra ecclesiam nulla salus’ (no salvation outside the church - tidak ada keselamatan di luar gereja) telah diubah menjadi kebenaran dan keselamatan terdapat juga di luar gereja (di luar agama Katolik/Protestan). Dari sinilah munculnya fahaman bahawa kebenaran itu turut ada pada agama lain, yang nyatanya lahir dari peristiwa sosio-historik kaum Kristian di Eropah dan AS.

Kelihatan amat jelas di sini bahawa wujudnya pendirian tidak tetap Gereja. Andai kata hasil Vatican Conciliation II diamalkan secara konsisten, tentunya gereja harus menganggap agama Islam juga adalah benar, tidak hanya agama Kristian sahaja. Tetapi fakta tidak menunjukkan demikian. Buktinya, kaum Kristian dari dulu hingga kini terus sahaja melakukan usaha-usaha kristianisasi yang menurut mereka adalah untuk menyelamatkan domba-domba (baca: umat Islam) yang sesat yang belum pernah mendengar khabar gembira dari Tuhan Jesus. Jika benar golongan Kristian ini menganggap bahawa agama Islam juga adalah benar, kenapakah mereka terus melakukan usaha pengkristianan ke atas umat Islam? Jika benar mereka mengakui kesamaan agama, kenapakah mereka memperuntukkan dana yang tidak terbatas untuk mengkristiankan umat Islam? Ini jelas menunjukkan bahawa puak Kristian tidak pernah menganggap bahawa agama Islam adalah benar. Inilah pembohongan idea pluralisme yang mereka perjuangkan.

Secara realitinya, berapa banyak kes yang kita dengar dan kita tahu sendiri bahawa seorang Kristian yang telah bertukar agama kepada Islam, ahli keluarga mereka (yang Kristian) memarahi, memusuhi, malah menghalau mereka dari rumah!? Begitu juga dengan agama-agama lain seperti Hindu dan Buddha contohnya, apabila ada di kalangan ahli keluarga mereka yang memeluk Islam, maka terdapat begitu banyak kes di mana ahli keluarga mereka yang memeluk Islam itu dipulaukan, malah ada yang dipukul dan dihalau dari rumah. Jika benar mereka mengamalkan toleransi agama dan percaya kepada kesamaan di antara agama, mengapa mereka harus memusuhi ahli keluarga mereka yang memeluk Islam? Sedarlah wahai umat Islam! Bahawa agenda pluralisme ini adalah tidak lebih dari usaha pembohongan dan penyesatan kuffar yang begitu nyata ke atas kita semua.

Kemajmukan Bangsa Manusia (Pluraliti) vs Kemajmukan Agama (Pluralisme)

Kita perlu jelas bahawa kemajmukan bangsa atau keturunan manusia ciptaan Allah (pluraliti) merupakan perkara yang berada di luar kuasa kita. Allah menciptakan manusia berlainan bangsa untuk kita saling kenal mengenal antara satu sama lain, bukan untuk melebih-lebihkan suatu bangsa atau kaum. Ini berbeza dengan pluralisme yang memikul idea bahawa semua agama, dalam kemajmukannya, adalah sama. Setelah datangnya Islam, agama yang sah di sisi Allah adalah Islam. Malangnya, umat Islam yang terpesona dan terperangkap dengan idea pluralisme agama ini, berusaha keras mencari dalil-dalil di dalam Al-Quran agar ‘agama baru’ ini diterima oleh kaum Muslimin. Sering kita melihat golongan ini menggunakan ayat-ayat Al-Quran yang menyebut tentang kepelbagaian kaum atau bangsa untuk menyokong hujah mereka, sedangkan ayat ini tidak ada kaitan langsung dengan pengiktirafan Islam terhadap agama lain. Islam tidak pernah mengiktiraf kebenaran agama lain, namun begitu, penganut Islam dilarang memaksa penganut agama lain untuk memeluk Islam atau melakukan provokasi terhadap mereka. Umat Islam hendaklah menyeru mereka kepada Islam secara pemikiran dengan cara yang terbaik.

Antara dalil yang sering mereka ketengahkan untuk membenarkan idea sesat ini ialah firman Allah,

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal...” [TMQ al-Hujurat (49):13].

Menurut kaum pluralis, ayat ini menunjukkan adanya pengakuan Islam terhadap gagasan pluralisme. Walhal sesungguhnya, ayat ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan idea pluralisme agama yang diajarkan oleh kaum pluralis. Ayat ini hanya menjelaskan kemajmukan (pluraliti) suku dan bangsa manusia yang Allah ciptakan dan ia sama sekali tidak menunjukkan bahawa Islam mengakui claim of truth dari agama-agama atau isme-isme selain Islam. Ayat ini langsung tidak menjelaskan apatah lagi membenarkan persamaan antara agama. Ini diperkuatkan lagi dengan firman Allah yang mengakui hanya Islamlah satu-satunya agama yang benar,

“Sesungguhnya agama yang diredhai di sisi Allah hanyalah Islam” [TMQ Ali Imran (3):19].

Memang benar bahawa kewujudan agama-agama selain Islam diakui oleh Islam, tetapi bukan bererti ianya benar. Maksudnya, orang-orang kafir dibiarkan bebas menganut agama mereka tetapi tidak sekali-kali bermakna bahawa agama yang mereka anuti adalah benar. Islam mengakui ‘kewujudan’ agama-agama lain namun bukan mengakui ‘kesahihan’ agama-agama tersebut. Semua agama selain Islam adalah tidak benar dan tidak diterima oleh Allah,

“Barang siapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi” [TMQ Ali Imran (3):85].

Satu soalan yang kita perlu tujukan kepada umat Islam yang memperjuangkan pluralisme adalah, jika benar mereka meyakini bahawa semua agama adalah sama, apakah mereka sanggup untuk menukar agama Islam yang mereka anuti itu dan masuk agama Hindu atau Buddha atau Kristian atau Yahudi? Jika semua agama adalah sama dan sama-sama benar, maka secara logiknya tentulah tidak menjadi masalah untuk mereka bertukar kepada agama apa sekalipun, namun persoalannya, sanggupkah mereka berbuat demikian? Na’uzubillah min zalik. Sesungguhnya kita sekali-kali tidak akan menukar agama Islam yang kita anuti ini kepada agama-agama lain kerana agama Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan kesemua agama lain adalah sesat, sesesat-sesatnya.

Khatimah

Wahai kaum Muslimin! Apa yang wajib untuk kita lakukan bukanlah mengadakan dialog atau meraikan orang-orang kafir untuk mencari atau menjunjung persamaan agama, tetapi mengadakan perdebatan intelektual dengan mereka dalam rangka menyatakan kebenaran agama Islam dan kebatilan agama mereka. Apa yang wajib kita lakukan adalah terus-menerus menyeru para pemeluk agama lain untuk memeluk Islam sebagai satu-satunya agama yang benar yang akan menyelamatkan mereka dari azab Allah. Sungguh, tidak ada persamaan langsung di antara agama kita dengan agama mereka. Agama kita adalah benar dan agama mereka adalah salah. Tidak ada pluralisme!!! Adalah satu keharaman memperjuangkan idea kesamaan agama dan sesungguhnya murtadlah mereka yang meyakini bahawa semua agama adalah benar! Demi sesungguhnya satu-satunya agama yang benar di sisi Allah adalah Islam dan hanya Islam sahajalah yang akan membawa seseorang itu ke syurga dan sesungguhnya tidak ada dan tidak akan pernah ada titik temu di antara Islam dengan agama-agama lain. Yang ada hanyalah titik temu di antara agama-agama lain sesama mereka sahaja – titik temu mereka adalah dalam kesesatan dan dalam neraka! Firman Allah SWT,

“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk” [TMQ al-Baiyyinah (98):6].

Na’uzubillah min zalik.

AGAMA BARU ITU BERNAMA PLURALISME! 1

Nampaknya sehingga ke hari ini isu penggunaan kalimah Allah masih belum reda. Bezanya, perkembangan mutakhir ini menyaksikan wujudnya ketegangan bukan di antara penganut Islam dan Kristian, tetapi di kalangan sesama Islam sendiri. Sesetengah pihak begitu ekstrem berpegang kepada pendapat masing-masing sehingga ikatan ukhuwah Islam terus terbakar dan semakin hangus kerananya. Sejak awal tercetusnya isu ini, Ahli Parlimen Shah Alam dari PAS, Khalid Samad antara yang dikecam hebat kerana pendiriannya, sehingga lebih 20 laporan polis dibuat terhadapnya dan terbaru, Zulkifli Nordin membuat laporan polis terhadap Khalid yang menyebabkan timbul ketegangan di dalam PKR sehingga ada desakan agar Ahli Parlimen Kulim Bandar Baru itu dibuang dari parti. Sungguh malang melihat perkembangan ini di mana isu kalimah Allah kini telah bertukar menjadi satu ‘tragedi’ sesama Muslim. Di sisi yang lain, pelbagai political milage yang cuba diraih oleh parti politik dan golongan politikus bagi menjatuhkan lawan masing-masing menggunakan isu ini.

Tidak kurang pentingnya dari semua hal di atas, satu lagi ‘agenda’ lain yang timbul ekoran dari isu kalimah Allah ini adalah munculnya usaha-usaha dialog antara agama atau aktiviti lain yang cuba merapatkan ‘ukhuwah’ di antara penganut pelbagai agama di Malaysia. Di Kelantan, Menteri Besarnya, Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat menganjurkan majlis Jamuan Muhibah Antara Agama dengan menjemput seramai 200 orang ketua-ketua agama seluruh negara yang mewakili lima agama utama negara yang diadakan pada 28 Januari (semalam). Seramai 16 orang daripadanya adalah ketua-ketua paderi Kristian dari seluruh negara yang sedang bersidang di Kota Bharu. “Majlis makan ini adalah lambang kita meraikan tetamu bagi orang Islam”, kata Nik Aziz [harakahdaily.net].

Menariknya, terdapat satu perkembangan yang hampir sama berlaku di negara jiran, Indonesia, walaupun peristiwa yang menjadi momentumnya adalah berbeza. Bersamaan dengan meninggalnya mantan Presiden Republik Indonesia yang ke-4, Abdul Rahman Wahid atau lebih dikenali dengan Gus Dur, isu ‘toleransi’ di antara agama kembali menjadi perbincangan hangat. Isu ini yang lebih tepatnya dikenali sebagai ‘pluralisme’ menjadi berita utama selama beberapa hari hampir di kesemua media cetak, baik ia dikaitkan secara langsung dengan peribadi Gus Dur atau pun tidak. Isu pluralisme kembali mencuat terutama setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjuluki Gus Dur sebagai “Bapak Pluralisme” yang patut menjadi teladan bagi seluruh bangsa [antara.co.id 31/12/09]. Mantan Ketua Majlis Permusyawaratan Rakyat, Amien Rais pun menilai Gus Dur sebagai ikon pluralisme [kompas.com 02/01/10]. Kalangan liberal juga tidak ketinggalan. Salah seorang aktivisnya, Zuhairi Misrawi, menulis bahawa dalam rangka memberikan penghormatan terhadap Gus Dur sebagaimana dilakukan oleh Presiden Yudhoyono, akan sangat baik jika Majlis Ulama Indonesia (MUI) mencabut kembali fatwa pengharaman terhadap pluralisme [kompas.com, 04/01/10]. MUI dalam fatwanya No.7/MUNAS VII/MUI/11/2005 telah menyatakan dengan jelas bahawa pluralisme (selain sekularisme dan liberalisme) adalah fahaman yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan umat Islam haram mengikuti fahaman tersebut. Sautun Nahdhah kali ini akan menjelaskan serba ringkas dalam ruang yang terbatas ini akan hakikat pluralisme dan pandangan Islam mengenainya.

Hakikat Dan Bahaya Pluralisme

Sebelum pergi lebih jauh, kita harus membezakan terlebih dahulu antara ‘pluraliti’ dan ‘pluralisme’. Pluraliti (keragaman) adalah satu keadaan di mana di tengah masyarakat terdapat pelbagai ragam ras, suku, bangsa, bahasa dan agama. Ini adalah sebuah kenyataan yang wujud di dunia sebagai hasil dari proses-proses sosiologi, biologi dan juga historis yang berjalan di muka bumi. Secara biologi, Allah SWT memang menciptakan manusia bersuku-suku, berbangsa-bangsa dengan warna kulit, serta bahasa yang berbeza-beza. Sedangkan secara sosiologi, manusia yang beragam ini memilih untuk memiliki keyakinan atau agama yang berbeza-beza pula. Berbeza dengan pluraliti, pluralisme adalah satu fahaman yang menempatkan keragaman sebagai nilai yang tinggi dalam masyarakat. Pluralisme agama adalah sebuah fahaman yang menyatakan bahawa semua agama adalah sama. Ia adalah satu bentuk toleransi agama di mana agama apa pun dalam pandangan fahaman ini hanyalah merupakan jalan yang berbeza untuk menuju titik kebenaran yang sama (different ways to the same truth). Kerana itu, tidak boleh ada ‘dakwaan kebenaran’ (claim of truth) dari agama mana pun bahawa agama merekalah yang paling benar, dan juga tidak boleh ada dakwaan bahawa keselamatan sebenar (true salvation) dari seksa neraka hanya diperoleh apabila memeluk agama tertentu sahaja. Menurut fahaman ini, kerana agama yang ada hanyalah jalan yang berbeza menuju titik kebenaran yang sama, maka semua agama pasti akan menghantarkan pemeluknya menuju syurga.

Kemunculan idea pluralisme didasarkan pada keinginan untuk melenyapkan keyakinan claim of truth yang dianggap menjadi penyebab munculnya sikap ekstrem, radikal, konflik antara agama serta penindasan dan perang atas nama agama. Kerana itu, mereka berpendapat bahawa diperlukan gagasan pluralisme sehingga agama tidak lagi bersifat eksklusif dan berpotensi memicu konflik. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan atas nama agama hanya akan hilang jika setiap agama tidak lagi menganggap agamanya adalah yang paling benar. Inilah hakikat idea pluralisme agama yang dipropagandakan di seluruh dunia Islam melalui pelbagai bentuk dan cara. Kuffar Barat mahukan agar umat Islam mempunyai iktikad (keyakinan) ini, yakni umat Islam mesti yakin (beriktikad) bahawa agama lain juga membawa kebenaran dan jangan sekali-kali beriktikad bahawa Islamlah satu-satunya agama yang benar. Secara sedar atau tidak, segelintir umat Islam telah condong ke arah ini dengan berusaha mencari titik temu di antara agama-agama yang ada, kerana kesemua agama dianggap benar dalam rangka untuk bertoleransi di antara satu sama lain.

Dari idea pluralisme inilah, maka lahir pelbagai gagasan lainnya sebagai usaha ke arah mewujudkan toleransi beragama seperti dialog antara agama, doa bersama, perayaan bersama dan sebagainya. Dalam politik, idea pluralisme ini senantiasa didukung oleh polisi pemerintah yang diterjemahkan sebagai amalan demokrasi dan hak asasi manusia. Inilah sekilas fakta yang menjadi faktor yang memunculkan gagasan pluralisme agama ini. Namun selanjutnya, faktor dominan yang memicu maraknya isu pluralisme agama adalah niat dan usaha kuffar Barat untuk mengukuhkan dominasi Kapitalisme mereka, khususnya ke atas dunia Islam. Selain isu-isu demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan serta perdamaian dunia, pluralisme agama adalah sebuah gagasan yang terus disuarakan Kapitalisme global yang digalang Amerika Syarikat untuk memecah belah kefahaman sekaligus melemahkan akidah umat Islam, dengan pengakuan bahawa semua agama adalah sama dan sama-sama benar!

Kita semua tahu bahawa hujah atau ciri penting sesebuah agama adalah ‘dakwaan kebenaran’ terhadapnya. Inilah juga hujah atau ciri penting yang cuba dibawa oleh gagasan pluralisme yang mana semua orang cuba dimasukkan iktikad agar meyakini bahawa ‘semua agama adalah sama’. Apabila seseorang itu telah meyakininya, maka ini bermakna, dalam diri seseorang itu telah muncul satu lagi akidah baru yakni akidah pluralisme (= meyakini bahawa semua agama adalah sama). Justeru, tidak keterlaluan untuk dikatakan bahawa akidah baru ini telah menjadikan pluralisme sebagai satu ‘agama baru’ kepada manusia sehingga manusia bersungguh-sungguh cuba memperjuangkannya, sesuai dengan ‘sifat’ sebuah agama yakni mesti diperjuangkan akan ‘kebenarannya’. Inilah bahayanya idea pluralisme pada umat Islam yang jelas-jelas boleh menggelincirkan akidah umat Islam, tanpa mereka sedari! Kuffar Barat sangat memahami bahawa akidah Islam adalah rahsia kekuatan umat Islam di mana jika ia tidak dilemahkan, maka umat Islam akan bisa bangkit dan mengancam hegemoni Barat. Maka, demi memastikan kebangkitan umat Islam tidak berlaku, akidah seseorang Muslim harus digoncang dan jika boleh, dimusnahkan terus. Inilah tujuan sebenarnya dari wacana pluralisme agama, tidak ada yang lain.

Jilbab dan busana Muslim

Dalam Al-qur’an, kata jilbab termaktub dalam surat Al-Ahzab ayat 59.
“Wahai Nabi, katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan para wanita beriman, bahwa wajib atas mereka untuk mengenakan jilbab. Yang demikian itu agar mereka mudah dikenali (sebagai wanita beriman, yang terjaga kehormatannya) sehingga mereka tidak disakiti (diganggu orang). Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang”.
Jilbab adalah khimar (kerudung) yang dipakai oleh wanita dari kepala menjulur sampai menutupi dada. (Lisan al-‘Arab oleh Ibn Manzhur). Dalam ayat diatas terdapat ‘illah disyariatkannya jilbab yaitu agar para wanita mukminah mudah dikenali, sebagai wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya dan bukan wanita murahan yang akan mengundang orang untuk mengganggu dan menggodanya. Jadi, jilbab merupakan identitas, sama dengan mahkota bagi seorang raja atau kartu pers bagi seorang wartawan.
Mengenai busana muslimah, tidak ada batasan yang rinci dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an hanya menyatakan agar para mukminah tidak memperlihatkan perhiasannya kepada orang lain kecuali perhiasan yang biasa tampak (QS. Al-Nur: 31). Terminologi “biasa” disini haruslah mengacu pada situasi dan kondisi saat ayat ini diturunkan. Menurut Ibn Mas’ud, perhiasan yang biasa tampak adalah pakaian. Sementara menurut Ibn ‘Abbas, perhiasan yang biasa tampak adalah wajah dan kedua telapak tangan. Pendapat Ibn ‘Abbas ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang menerangkan bahwa Nabi memerintahkan Asma’ bint Abu Bakr sewaktu sudah baligh untuk menutup seluruh tubuhnya dengan pakaian kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa busana muslimah adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
Disamping itu terdapat pula pendapat yang mengemukakan bahwa busana muslimah adalah pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuh wanita kecuali kedua matanya. Bahkan, sebuah riwayat ‘Ali ibn Abu Thalhah dari Ibn ‘Abbas mengatakan bahwa busana muslimah adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali sebelah matanya. Muhammad ibn Sirin mengatakan bahwa ‘Ubaidah al-Salmaniy menafsirkan jilbab (pada QS Al-Ahzab: 59) sebagai kerudung yang menutupi seluruh bagian kepala kecuali mata sebelah kiri.
Namun, pendapat yang terakhir dibantah oleh golongan pertama dengan berhujjah pada hadits Fadhl dan wanita Khats’am. Pada hadits tersebut, Rasulullah memalingkan kepala Fadhl yang sedang berpandangan dengan wanita Khats’am, pada suatu musim haji. Pandangan Fadhl dialihkan oleh Rasulullah karena dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah. Dari sini dapat diyakini bahwa wanita Khats’am tersebut sedang terbuka wajahnya. Kalau tertutup, mana mungkin bisa menimbulkan fitnah? Tidak kalah cerdiknya, golongan kedua membantah argumentasi ini dengan mengatakan bahwa ada kemungkinan saat itu adalah saat ihram, dimana wanita dilarang mengenakan tutup wajah.
Agaknya perbedaan pendapat diatas tidak mudah dipertemukan. Namun setidaknya kita bisa mengambil jalan tengah dalam permasalahan ini. Melihat kondisi umat saat ini, agaknya fatwa yang lebih cocok untuk disebarluaskan kepada khalayak adalah pendapat yang pertama. Namun dengan mempertimbangkan bahwa esensi busana muslimah adalah meniadakan fitnah, maka penulis sepakat apabila tutup wajah (cadar, niqab) digunakan oleh wanita yang sedemikian cantiknya sehingga wajahnya mudah menimbulkan fitnah (namun sifatnya mustahab, bukan wajib). Dr. Yusuf Al-Qaradhawiy mengatakan bahwa cadar tidaklah wajib, namun juga bukan bid’ah.
Karena esensi dari disyariatkannya jilbab dan busana muslimah adalah meniadakan fitnah (timbulnya hasrat pada orang lain untuk mengganggu atau berbuat keji), maka Allah memberikan rukhshah (keringanan) kepada wanita yang sudah tua, yang tidak lagi mempunyai dan menimbulkan hasrat seksual. Rukhshah tersebut adalah kebolehan membuka sebagian pakaiannya (misalnya membuka kerudungnya) tanpa ber-tabarruj.
Mengenai busana seorang muslim dan muslimah, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
1. Menutupi seluruh bagian tubuh yang wajib ditutup.
2. Benar-benar berfungsi menutupi (karena itu tidak boleh transparan).
3. Tidak memperlihatkan lekuk bagian tubuh yang wajib ditutup.
4. Pakaian seorang laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian wanita, demikian pula sebaliknya.
5. Tidak menyerupai ciri khas orang-orang kafir.
6. Tidak boleh berpakaian dengan sombong.
Disamping itu, dalam rangka ihsan, pakaian seorang muslim dan muslimah haruslah bersih (QS Al-Muddatstsir: 4), rapi, dan indah. Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan (Al-Hadits). Selain daripada itu, apabila busana muslim dan muslimah senantiasa dikenakan dengan rapi dan menarik, maka orang lain yang belum berbusana Islami akan tertarik untuk ikut berbusana secara Islami. Maksudnya, kalaupun bukan karena memahaminya sebagai suatu kewajiban syariat, minimal karena niatan agar menjadi menarik. Dalam kondisi ini, seseorang akan meminimalkan kesalahan karena dia telah menutup auratnya, meskipun niatannya untuk menarik hati banyak orang adalah kurang mulia. Namun, sampai batas tertentu, keinginan untuk dilihat menarik adalah alamiah, asalkan dimanifestasikan dengan cara yang syar’i.
Apabila seseorang dalam berbusana sudah memenuhi persyaratan-persyaratan (minimal) busana Islami maka dia tidak boleh dicela dalam hal busananya itu. Hal-hal yang boleh dicela adalah yang haram atau makruh. Dalam hal-hal yang sifatnya mustahab (tazniyyat), yang diperbolehkan adalah menganjurkannya dengan cara yang baik. Sebagai contoh, syarat minimal jilbab adalah menutupi seluruh kepala kecuali wajah (menurut jumhur ulama) dan menjulur sampai menutupi dada (QS Al-Nur: 31), serta tidak transparan. Apabila hal itu sudah terpenuhi, It’s Okay. Untuk menjulurkan jilbabnya lebih lebar lagi, kita hanya bisa menganjurkannya dengan cara yang baik. Toh, bukankah dengan jilbab yang lebih lebar akan terlihat lebih anggun? Demikian pula dalam hal pakaian secara umum, yang terpenting adalah terpenuhinya syarat-syarat busana Islami. Busana Islami tidak harus berupa busana Arab. Adat pakaian yang berbeda-beda, asalkan tidak melanggar ketentuan syariat (sering diistilahkan sebagai al-‘adat al-shahihah), adalah absah dalam pandangan hukum Islam

KHILAFAH dan JEJAK ISLAM Di NUSANTARA Bag. II

Dua Pucuk Surat Pengakuan Raja Sriwijaya Jambi

Hubungan Nusantara dengan Timur Tengah yang menjadi tempat asal lahirnya agama Islam sudah terasa sejak masa-masa awal berdirinya ke-Khilafahan Islam. Keberhasilan umat Islam melakukan penaklukan (futuhat) terhadap Kerajaan Persia pada masa Khalifah Umar bin Khathab ra, serta penguasaan atas sebagian besar wilayah Romawi Timur, seperti Mesir, Suriah, dan Palestina telah menempatkan ke-Khilafahan menjadi negara super power dunia sejak abad ke-7. Apalagi ketika kekuatan Islam berhasil menenggelamkan Kekaisaran Persia di masa Khalifah Umar bin Khathab ra hingga tinggal sejarah. Perluasan Islam pun semakin intensif dilakukan, seiring dengan perluasan pengaruh politik, ekonomi, sosial dan tentu saja ideologi (yaitu dakwah Islam) ke seluruh pelosok dunia yang saat itu memungkinkah untuk dirambah. Ketika ke-Khilafahan berada di tangan Bani Umayyah (tahun 660-749 M), penguasa di Nusantara yang masih beragama Hindu mengakui kebesaran Negara Khilafah.

Pengakuan terhadap kebesaran pengaruh Negara Khilafah ini dibuktikan dengan adanya dua pucuk surat yang dikirimkan oleh Raja Sriwijaya Jambi saat itu kepada Khalifah yang hidup pada masa Bani Umayyah. Surat pertama di kirimkan kepada Muawiyyah, dan surat kedua di kirimkan kepada Umar bin Adbul aziz. Surat pertama di temukan dalam sebuah diwan (arsip) Bani Umayyah oleh Abdul Malik bin Umair, yang disampaikan kepada Abu Ya’qub at-Tsaqafi yang kemudian disampaikan kepada al-Haitsam bin Adi. Al-Jahizh, yang mendengar surat itu dari al-Haitsam, menceritakan pendahuluan surat itu sebagai berikut:
“Dari Raja al-Hind, yang kandang binatangnya berisikan seribu gajah, (dan) yang istananyater terbuat dari emas dan perak, yang dilayani putri raja-raja, dan yang memiliki dua sungai besar yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian pala dan kapur barus yang semerbak wanginya, kepada muawiyyah . . .”

Surat kedua didokumentasikan oleh Abd Rabbih (246-329 H/860-940 M) dalam karyanya yang berjudul al-‘laq al-Farid. Potongan suratnya sbb :
“Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja yang istrinya juga cucu seribu raja, kepada Raja Arab (Umar bin abdul Aziz) yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Aku telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tidak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Dan aku ingin anda mengirimkan kepadaku seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepadaku, dan menjelaskan kepadaku hukum-hukumnya.”

Ibnu Tighribirdi yang juga mengutip surat ini dalam karyanya, an-Nujum az-Zhahirah fi Muluk Mishr wa al-Qahirah, memberikan kalimat-kalimat pada akhir surat ini, yakni :
“Aku mengirmkan hadiah kepada anda berupa bahan wewangian, sawo, kemenyan dan kapur barus. Terimalah hadiah itu, karena aku adalah saudara anda dalam Islam”

Namun demikian, sekalipun ada kalimat “saudara Anda dalam Islam”, belum ada indikasi Raja Sriwijaya Jambi memeluk Islam. Raja yang berkuasa saat itu ialah Srindravarman, yang disebut oleh sumber-sumber sejarah China sebagai Shih-li-t’o-pa-mo. Nama ini mengisyaratkan bahwa ia belum menjadi pemeluk Islam. Azyumardi Azra menyebutkan bahwa dua tahun kemudian (tahun 720 M), Raja Srindravarman yang semula beragama Hindu, kemudian memeluk Islam. Kerajaan Sriwijaya jambi pun kemudian dikenal dengan sebutan Sribuza Islam. Akan tetapi, pada tahun 730 M Raja Sriwijaya Jambi yang sudah memeluk agama Islam tadi di tawan oleh Kerajaan Sriwijaya Pelembang yang menganut Agama Budha. Namun dengan di tawannya raja Sriwijaya Jambi yang telah memeluk Islam tadi tidak membuat kaum muslimin kendor dalam mendakwahkan Islam, bahkan peristiwa tersebut menjadi sinyal kemunduran kerajaan Sriwijaya Palembang karena terjadi kemerosotan ekonomi. Dengan kemunduran kerajaan Sriwijaya Palembang ini, membuat perkembangan Islam di Nusantara semakin pesat, dakwah mulai memasuki daerah-daerah lain di pulau sumetera seperti Aceh, dan Minangkabau, salah satu bukti Islam masuk ke Minangkabau sejak awal kedatangan Islam ke Nusantara adalah adanya Tambo, yang mengisahkan tentang alam Minangkabau yang tercipta dari Nur Muhammad.

Sejak saat itulah, Islam memainkan peranan penting di pulau Sumatera, Kesultanan Peurelak menjadi kesultanan kedua setelah Sribuza Jambi yang dikenal dalam sejarah Islam. Peurelak merupakan pusat perdagangan di Nusantara saat itu dan merupakan tempat persinggahan pedagang-pedagang Arab, Persia dan India yang hendak berdagang ke China jika melalui jalur Laut. Kesultanan Peurelak ini didirikan hari Rabu 1 Muharram tahun 225 H yang bertepatan dengan 839 M dengan Sultan Pertamanya Sultan Alaiddin Shaikh Maulana Abdul Aziz Syah yang merupakan putera dari salah seorang juru dakwah yang bernama Ali bin muhammad bin Ja’far as-Shidiq dengan puteri istana kemeurahan Peurelak bernama Makhdum Tanshuri. Yang beribukota di Bandar Peurelak yang kemudian berganti nama menjadi bandar Khalifah. Sejak saat itu syariat Islam diterapkan. ang saat itu Syariat Islam disebut-sebut oleh Marcopollo sebagai ‘The Law of Muhammad’ atau ‘Undang-Undang Muhammad’.

Namun, di saat perkembangan Islam yang semakin subur di Nusantara. Kerajaan Sriwijaya yang sempat mengalami kemunduran di bidang ekonomi kembali bangkit dan kembali menyerang kesultanan Islam, karena di anggap mengancam eksistensi kerajaan Sriwijaya. Tak berselang dengan penyerangan kesultanan Peurelak oleh Kerajaan Srwijaya, di Timur Tengah terjadi penyerangan Baghdad oleh Pasukan Tar-Tar yang di sebabkan adanya penghianatan di dalam negara Khilafah yang menyebabkan pasukan tar-tar berhasil masuk sampai ke pusat pemerintahan Khilafah. Peristiwa ini merupakan peristiwa terpahit yang di alami umat Islam, karena selain terbunuhnya Khalifah al Musta’shim Billah oleh panglima pasukan tar-tar Bulaghu Khan. Kota Baghdad yang merupakan pusat pendidikan dunia saat itu di hancur leburkan. Sehingga saat itu kaum muslimin benar-benar kehilangan kekuatan dan hidup tanpa seorang khalifah. Meski demikian di sebelah barat kota Baghdad kaum muslimin masih berada dalam naungan kesultanan-kesultanan, seperti di Anatolia ada Bani Saljuk Rum, di Syam hingga Mesir ada Bani Mameluk dan di Hijaz ada Sharif Mekkah. Sharif Mekkah adalah penguasa Hijaz yang saat itu merupakan wilayah setingkat provinsi dari Khilafah Abbasiah. Namun tak lama kemudian Sultan Baibats Al-Bhandaqa dari Bani Mameluk membai’at Al-Mustansir Billah dari Bani Abbasiah sebagai Khalifah, yaitu pada tahun 659 H atau bertepatan dengan 1261 M, Sharif Mekkah pun menggabungkan kembali wilayah Hijaz kedalam kekuasaan Khilafah Abbasiah ini. Sehingga umat Islam kembali bangkit dan membebaskan daerah-daerah Islam yang sebelumnya sempat direbut oleh musuh-musuh Islam.

Sejak saat itu misi dakwah kembali di lancarkan keseluruh penjuru dunia. Dari sinilah titik terang berkembangnya Islam diseluruh Nusantara. Awalnya Sharif Mekkah mengirimkan beberapa juru dakwah ke daerah timur termasuk Nusantara. Salah satu daerah yang di kunjungi oleh para pengemban dakwah ini adalah Samudera Pasai atau yang sekarang Aceh. Karena saat itu samudera pasai menjadi tempat persinggahan para pedagang dari berbagai daerah dan sekaligus menjadi pusat perdagangan untuk daerah Asia Tenggara. Dakwah yang di bawah oleh utusan Sharif Mekkah ini dengan mudah di terima oleh masyarakat di Samudera Pasai karena sebelumnya ada beberapa daerah di sekitarnya pernah mengenal Islam yaitu Kesultanan Peurelak yang kemudian mengalami kemunduran karena ada serangan dari kerajaan Budha Sriwijaya. Sehingga Sharif Mekkah mengutus Syaikh Ismail untuk mengukuhkan Merasillo menjadi Sultan pertama di kesultanan Samudera Pasai dengan gelar Sultan Malikus Saleh dan sejak saat itu (1261 M) Samudera Pasai menjadi bagian dari Khilafah Abbasiah yang berada di bawah kontrol wilayah wali/gubernur Mekkah, sehingga Samudera Pasai (Aceh) disebut juga sebagai Serambi Mekkah. Dan memang begitulah seharusnya setiap wilayah yang berhasil di Islamkan secara sukarela dan penguasanya pun bersedia menerapkan syariat Islam maka wajib menggabungkan diri menjadi bagian dari Khilafah Islamiyah.

Semenjak bergabung ke dalam Khilafah Islamiyah, Kesultanan Samudera Pasai melesat menjadi pusat koordinasi dan pengkaderan da’i yang kemudian di kirim keseluruh penjuru Nusantara.

Dakwah Islam Besar-Besaran ke seluruh Nusantara, (Bersambung. . .)

KHILAFAH dan JEJAK ISLAM Di NUSANTARA Bag. II

Dua Pucuk Surat Pengakuan Raja Sriwijaya Jambi

Hubungan Nusantara dengan Timur Tengah yang menjadi tempat asal lahirnya agama Islam sudah terasa sejak masa-masa awal berdirinya ke-Khilafahan Islam. Keberhasilan umat Islam melakukan penaklukan (futuhat) terhadap Kerajaan Persia pada masa Khalifah Umar bin Khathab ra, serta penguasaan atas sebagian besar wilayah Romawi Timur, seperti Mesir, Suriah, dan Palestina telah menempatkan ke-Khilafahan menjadi negara super power dunia sejak abad ke-7. Apalagi ketika kekuatan Islam berhasil menenggelamkan Kekaisaran Persia di masa Khalifah Umar bin Khathab ra hingga tinggal sejarah. Perluasan Islam pun semakin intensif dilakukan, seiring dengan perluasan pengaruh politik, ekonomi, sosial dan tentu saja ideologi (yaitu dakwah Islam) ke seluruh pelosok dunia yang saat itu memungkinkah untuk dirambah. Ketika ke-Khilafahan berada di tangan Bani Umayyah (tahun 660-749 M), penguasa di Nusantara yang masih beragama Hindu mengakui kebesaran Negara Khilafah.

Pengakuan terhadap kebesaran pengaruh Negara Khilafah ini dibuktikan dengan adanya dua pucuk surat yang dikirimkan oleh Raja Sriwijaya Jambi saat itu kepada Khalifah yang hidup pada masa Bani Umayyah. Surat pertama di kirimkan kepada Muawiyyah, dan surat kedua di kirimkan kepada Umar bin Adbul aziz. Surat pertama di temukan dalam sebuah diwan (arsip) Bani Umayyah oleh Abdul Malik bin Umair, yang disampaikan kepada Abu Ya’qub at-Tsaqafi yang kemudian disampaikan kepada al-Haitsam bin Adi. Al-Jahizh, yang mendengar surat itu dari al-Haitsam, menceritakan pendahuluan surat itu sebagai berikut:
“Dari Raja al-Hind, yang kandang binatangnya berisikan seribu gajah, (dan) yang istananyater terbuat dari emas dan perak, yang dilayani putri raja-raja, dan yang memiliki dua sungai besar yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian pala dan kapur barus yang semerbak wanginya, kepada muawiyyah . . .”

Surat kedua didokumentasikan oleh Abd Rabbih (246-329 H/860-940 M) dalam karyanya yang berjudul al-‘laq al-Farid. Potongan suratnya sbb :
“Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja yang istrinya juga cucu seribu raja, kepada Raja Arab (Umar bin abdul Aziz) yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Aku telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tidak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Dan aku ingin anda mengirimkan kepadaku seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepadaku, dan menjelaskan kepadaku hukum-hukumnya.”

Ibnu Tighribirdi yang juga mengutip surat ini dalam karyanya, an-Nujum az-Zhahirah fi Muluk Mishr wa al-Qahirah, memberikan kalimat-kalimat pada akhir surat ini, yakni :
“Aku mengirmkan hadiah kepada anda berupa bahan wewangian, sawo, kemenyan dan kapur barus. Terimalah hadiah itu, karena aku adalah saudara anda dalam Islam”

Namun demikian, sekalipun ada kalimat “saudara Anda dalam Islam”, belum ada indikasi Raja Sriwijaya Jambi memeluk Islam. Raja yang berkuasa saat itu ialah Srindravarman, yang disebut oleh sumber-sumber sejarah China sebagai Shih-li-t’o-pa-mo. Nama ini mengisyaratkan bahwa ia belum menjadi pemeluk Islam. Azyumardi Azra menyebutkan bahwa dua tahun kemudian (tahun 720 M), Raja Srindravarman yang semula beragama Hindu, kemudian memeluk Islam. Kerajaan Sriwijaya jambi pun kemudian dikenal dengan sebutan Sribuza Islam. Akan tetapi, pada tahun 730 M Raja Sriwijaya Jambi yang sudah memeluk agama Islam tadi di tawan oleh Kerajaan Sriwijaya Pelembang yang menganut Agama Budha. Namun dengan di tawannya raja Sriwijaya Jambi yang telah memeluk Islam tadi tidak membuat kaum muslimin kendor dalam mendakwahkan Islam, bahkan peristiwa tersebut menjadi sinyal kemunduran kerajaan Sriwijaya Palembang karena terjadi kemerosotan ekonomi. Dengan kemunduran kerajaan Sriwijaya Palembang ini, membuat perkembangan Islam di Nusantara semakin pesat, dakwah mulai memasuki daerah-daerah lain di pulau sumetera seperti Aceh, dan Minangkabau, salah satu bukti Islam masuk ke Minangkabau sejak awal kedatangan Islam ke Nusantara adalah adanya Tambo, yang mengisahkan tentang alam Minangkabau yang tercipta dari Nur Muhammad.

Sejak saat itulah, Islam memainkan peranan penting di pulau Sumatera, Kesultanan Peurelak menjadi kesultanan kedua setelah Sribuza Jambi yang dikenal dalam sejarah Islam. Peurelak merupakan pusat perdagangan di Nusantara saat itu dan merupakan tempat persinggahan pedagang-pedagang Arab, Persia dan India yang hendak berdagang ke China jika melalui jalur Laut. Kesultanan Peurelak ini didirikan hari Rabu 1 Muharram tahun 225 H yang bertepatan dengan 839 M dengan Sultan Pertamanya Sultan Alaiddin Shaikh Maulana Abdul Aziz Syah yang merupakan putera dari salah seorang juru dakwah yang bernama Ali bin muhammad bin Ja’far as-Shidiq dengan puteri istana kemeurahan Peurelak bernama Makhdum Tanshuri. Yang beribukota di Bandar Peurelak yang kemudian berganti nama menjadi bandar Khalifah. Sejak saat itu syariat Islam diterapkan. ang saat itu Syariat Islam disebut-sebut oleh Marcopollo sebagai ‘The Law of Muhammad’ atau ‘Undang-Undang Muhammad’.

Namun, di saat perkembangan Islam yang semakin subur di Nusantara. Kerajaan Sriwijaya yang sempat mengalami kemunduran di bidang ekonomi kembali bangkit dan kembali menyerang kesultanan Islam, karena di anggap mengancam eksistensi kerajaan Sriwijaya. Tak berselang dengan penyerangan kesultanan Peurelak oleh Kerajaan Srwijaya, di Timur Tengah terjadi penyerangan Baghdad oleh Pasukan Tar-Tar yang di sebabkan adanya penghianatan di dalam negara Khilafah yang menyebabkan pasukan tar-tar berhasil masuk sampai ke pusat pemerintahan Khilafah. Peristiwa ini merupakan peristiwa terpahit yang di alami umat Islam, karena selain terbunuhnya Khalifah al Musta’shim Billah oleh panglima pasukan tar-tar Bulaghu Khan. Kota Baghdad yang merupakan pusat pendidikan dunia saat itu di hancur leburkan. Sehingga saat itu kaum muslimin benar-benar kehilangan kekuatan dan hidup tanpa seorang khalifah. Meski demikian di sebelah barat kota Baghdad kaum muslimin masih berada dalam naungan kesultanan-kesultanan, seperti di Anatolia ada Bani Saljuk Rum, di Syam hingga Mesir ada Bani Mameluk dan di Hijaz ada Sharif Mekkah. Sharif Mekkah adalah penguasa Hijaz yang saat itu merupakan wilayah setingkat provinsi dari Khilafah Abbasiah. Namun tak lama kemudian Sultan Baibats Al-Bhandaqa dari Bani Mameluk membai’at Al-Mustansir Billah dari Bani Abbasiah sebagai Khalifah, yaitu pada tahun 659 H atau bertepatan dengan 1261 M, Sharif Mekkah pun menggabungkan kembali wilayah Hijaz kedalam kekuasaan Khilafah Abbasiah ini. Sehingga umat Islam kembali bangkit dan membebaskan daerah-daerah Islam yang sebelumnya sempat direbut oleh musuh-musuh Islam.

Sejak saat itu misi dakwah kembali di lancarkan keseluruh penjuru dunia. Dari sinilah titik terang berkembangnya Islam diseluruh Nusantara. Awalnya Sharif Mekkah mengirimkan beberapa juru dakwah ke daerah timur termasuk Nusantara. Salah satu daerah yang di kunjungi oleh para pengemban dakwah ini adalah Samudera Pasai atau yang sekarang Aceh. Karena saat itu samudera pasai menjadi tempat persinggahan para pedagang dari berbagai daerah dan sekaligus menjadi pusat perdagangan untuk daerah Asia Tenggara. Dakwah yang di bawah oleh utusan Sharif Mekkah ini dengan mudah di terima oleh masyarakat di Samudera Pasai karena sebelumnya ada beberapa daerah di sekitarnya pernah mengenal Islam yaitu Kesultanan Peurelak yang kemudian mengalami kemunduran karena ada serangan dari kerajaan Budha Sriwijaya. Sehingga Sharif Mekkah mengutus Syaikh Ismail untuk mengukuhkan Merasillo menjadi Sultan pertama di kesultanan Samudera Pasai dengan gelar Sultan Malikus Saleh dan sejak saat itu (1261 M) Samudera Pasai menjadi bagian dari Khilafah Abbasiah yang berada di bawah kontrol wilayah wali/gubernur Mekkah, sehingga Samudera Pasai (Aceh) disebut juga sebagai Serambi Mekkah. Dan memang begitulah seharusnya setiap wilayah yang berhasil di Islamkan secara sukarela dan penguasanya pun bersedia menerapkan syariat Islam maka wajib menggabungkan diri menjadi bagian dari Khilafah Islamiyah.

Semenjak bergabung ke dalam Khilafah Islamiyah, Kesultanan Samudera Pasai melesat menjadi pusat koordinasi dan pengkaderan da’i yang kemudian di kirim keseluruh penjuru Nusantara.

Dakwah Islam Besar-Besaran ke seluruh Nusantara, (Bersambung. . .)

.:: Terus Berkarya ::.

Jangan berhenti ! Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan Anda. Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa Anda tak akan pernah bisa berhenti. Meski Anda berdiam diri disitu, bumi tetap mengajak Anda mengelilingi matahari. Maka…, bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah. Bekerja bukan sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja memberi kebahagiaan diri. Itulah yang diharapkan oleh alam dari Anda.

Air yang tak bergerak lebih cepat busuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih gampang berkarat. Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang disimpan dalam laci berdebu. Alam telah mengajarkan ini. Jangan pernah berhenti untuk berkarya, atau Anda segera menjadi tua dan tak berguna.

Hidup ini hanya sekali, dan waktu yang pernah berlalu tak akan pernah kembali lagi. Jadi…, jangan sia-siakan ! Manfaatkan hidup ini dengan cara yang terbaik.

Barangsiapa yang tidak ingin menyesal dan sengsara di usia senja, maka pergunakanlah usia muda untuk bekerja, berkarya dan berprestasi, dan jadikan ridha Allah sebagai tujuan akhir dari semua apa yang telah Anda lakukan.

CARA UNIK MILITER CHINA SHOLAT FAJAR

Salah seorang da’i duduk bersimpuh di depan seorang Syaikh, ia menceritakan pengalaman dakwahnya ketika bertugas bersama-sama dengan tentara China yang ditempatkan di Teluk, saat perang Teluk yang ke tiga.

Sang Syaikh menundukkan kepalanya dengan hidmat mendengarkan kisah da’i tersebut. Ia memulai ceritanya ketika sekelompok pasukan tentara China berada di Utara Mamlakah (Saudi), tentunya kami selaku du’at ilallah mengenalkan kepada mereka tentang ajaran Islam dan berusaha menyelamatkan mereka dari gelap-gulitanya kejahiliyahan kemusyrikan dan kedzaliman, dari penyembahan Budha, Kunfucius, dan bentuk berhala-berhala lainnya, berubah menjadi penyembah Allah Dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Sungguh, Allah swt memberi pintu kemudahan dalam proses dakwah kami tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang kembali pada Islam. Kami pun mengajarkan kepada mereka secara bertahap rukun-rukun Islam dan mengenalkan kewajiban-kewajiban yang lain.

Dengan sembunyi-sembunyi mereka melaksanakan shalat pada waktunya tanpa sepengetahuan komandan atau atasanya… akan tetapi mereka menghadapi kesulitan di dalam melaksanakan shalat subuh, ketika komandan mereka mengetahui bahwa sekelompok pasukan berkumpul dalam satu kemah, agar bisa saling membangunkan sehingga tidak kesiangan. Mereka dipaksa untuk berpisah satu dengan lainnya.

Masing-masing mereka membawa jam “beker” untuk membangunkan dari tidur mereka. Akan tetapi ketika mereka sudah terbangun sebelum waktu fajar untuk persiapan shalat shubuh di awal waktunya, mereka dihalang-halangi oleh komandan dan ditutuplah jendela dan pintu kemah mereka…

Sekonyong-konyong mereka menemukan cara unik untuk bisa bangun tidur dan beralasan..! Sang Syaikh tertegun memperhatikan wajah da’i yang di kelilingi pasukan lainnya. Da’i tadi meneruskan, “Masing-masing mereka merencanakan untuk minun air sebelum tidur dalam jumlah yang banyak, agar bisa bangun dan keluar ke WC. Di sana ia melihat jam tangannya, dan mengetahui kapan waktu shalat subuh masuk. Jika waktu shalat subuh sebentar lagi, ia menunggu dan langsung shalat, jika belum masuk waktu fajar, ia minum air sejumlah kadar tertentu… demikian sampai bisa terbangun ketika waktu subuh.

Dengan pengalaman berkali-kali itu, masing-masing mereka akhirnya mengetahui kadar minum air yang tepat untuk bisa bangun. Jadilah masing-masing mereka bisa menunaikan shalah subuh tepat waktu…

Sampai di sini, da’i tadi memandangi wajah sang Syaikh, ketika itu berderailah air mata beliau tanda haru.

“…Mereka baru masuk Islam, cinta di hati mereka demikian kuat, ada apa gerangan?! Ya, karena mereka sebelumnya tahu kejahiliyahan dengan segala kerusakannya. Kemudian mereka mengenal Islam, merasakan kebahagiaannya, oleh karena itu mereka semangat di dalam mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari, meskipun kondisi serba sulit.

Di mana kita, wahai umat Islam, dibandingkan dengan mereka?!!

Bahkan di antara kita, sangat disayangkan meninggalkan shalat subuh sama sekali, meskipun mendengar kumandang adzan, saat kondisi normal, bahkan sangat dekat dengan masjid.

CARA UNIK MILITER CHINA SHOLAT FAJAR

Salah seorang da’i duduk bersimpuh di depan seorang Syaikh, ia menceritakan pengalaman dakwahnya ketika bertugas bersama-sama dengan tentara China yang ditempatkan di Teluk, saat perang Teluk yang ke tiga.

Sang Syaikh menundukkan kepalanya dengan hidmat mendengarkan kisah da’i tersebut. Ia memulai ceritanya ketika sekelompok pasukan tentara China berada di Utara Mamlakah (Saudi), tentunya kami selaku du’at ilallah mengenalkan kepada mereka tentang ajaran Islam dan berusaha menyelamatkan mereka dari gelap-gulitanya kejahiliyahan kemusyrikan dan kedzaliman, dari penyembahan Budha, Kunfucius, dan bentuk berhala-berhala lainnya, berubah menjadi penyembah Allah Dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Sungguh, Allah swt memberi pintu kemudahan dalam proses dakwah kami tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang kembali pada Islam. Kami pun mengajarkan kepada mereka secara bertahap rukun-rukun Islam dan mengenalkan kewajiban-kewajiban yang lain.

Dengan sembunyi-sembunyi mereka melaksanakan shalat pada waktunya tanpa sepengetahuan komandan atau atasanya… akan tetapi mereka menghadapi kesulitan di dalam melaksanakan shalat subuh, ketika komandan mereka mengetahui bahwa sekelompok pasukan berkumpul dalam satu kemah, agar bisa saling membangunkan sehingga tidak kesiangan. Mereka dipaksa untuk berpisah satu dengan lainnya.

Masing-masing mereka membawa jam “beker” untuk membangunkan dari tidur mereka. Akan tetapi ketika mereka sudah terbangun sebelum waktu fajar untuk persiapan shalat shubuh di awal waktunya, mereka dihalang-halangi oleh komandan dan ditutuplah jendela dan pintu kemah mereka…

Sekonyong-konyong mereka menemukan cara unik untuk bisa bangun tidur dan beralasan..! Sang Syaikh tertegun memperhatikan wajah da’i yang di kelilingi pasukan lainnya. Da’i tadi meneruskan, “Masing-masing mereka merencanakan untuk minun air sebelum tidur dalam jumlah yang banyak, agar bisa bangun dan keluar ke WC. Di sana ia melihat jam tangannya, dan mengetahui kapan waktu shalat subuh masuk. Jika waktu shalat subuh sebentar lagi, ia menunggu dan langsung shalat, jika belum masuk waktu fajar, ia minum air sejumlah kadar tertentu… demikian sampai bisa terbangun ketika waktu subuh.

Dengan pengalaman berkali-kali itu, masing-masing mereka akhirnya mengetahui kadar minum air yang tepat untuk bisa bangun. Jadilah masing-masing mereka bisa menunaikan shalah subuh tepat waktu…

Sampai di sini, da’i tadi memandangi wajah sang Syaikh, ketika itu berderailah air mata beliau tanda haru.

“…Mereka baru masuk Islam, cinta di hati mereka demikian kuat, ada apa gerangan?! Ya, karena mereka sebelumnya tahu kejahiliyahan dengan segala kerusakannya. Kemudian mereka mengenal Islam, merasakan kebahagiaannya, oleh karena itu mereka semangat di dalam mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari, meskipun kondisi serba sulit.

Di mana kita, wahai umat Islam, dibandingkan dengan mereka?!!

Bahkan di antara kita, sangat disayangkan meninggalkan shalat subuh sama sekali, meskipun mendengar kumandang adzan, saat kondisi normal, bahkan sangat dekat dengan masjid.

mari bersama mengembalikan kehidupan Islam.