Jumat, 11 Desember 2009

Dzikrullah (lanjutan)

Beberapa Perkara Yang Perlu Diperhatikan Berkaitan Dengan Dzikrullah

1.Perbanyaklah dzikir dalam setiap keadaan
Sesungguhnya dzikir merupakan amal yang paling utama. Ia menjadi penutup bagi kekurangan dalam ibadah lainnya. Sebagai penutup kekurangan dalam qiyamul lail(shalat malam) dan puasa pada siang hari. Dzikir merupakan amal yang paling agung untuk mendekatkan diri kepada Allah subahanahu wata'ala, dan termasuk perkara yang menjadikan seorang muslim senantiasa bersama Allah. Alllah subhanahu wata'ala berfirman:
"Hai orang-orang beriman, berdzikirlah (dengan menyebiut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (QS.Al-Ahzab: 41-42)

Demikian petunjuk Nabi shallallahu'alaihi wasallam, beliau senantiasaberdzikir kepada allah subhanahu wata'ala dalam setiap keadaan.

'Aisyah radhiallahu'anha berkata:
"Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam senantiasa dzikrullah dalam setiap keadaan." (HR.Muslim(3730) dari 'Aisyah.

Yakni dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun berbaring. Dalam setiap waktu dan keadaan kecuali ketika buang hajat.

2.Memadukan antara dzikir dengan hati, lisan dan Anggota badan

Yaitu bersungguh-sungguh menggabungkan antara dzikir dengan hati, lisan dan Anggota badan.dzikir dengan hati yaitu menghadirkan kebersamaan Allah, pengawasan, keagungan, kemuliaan dan kedekatan-Nya. Melafadzkan dzikir dengan lisan karena hal itu termasuk amal yang mulia dan kesibukan lisan yang paling agung. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Hendaklah lisanmu selalu basah dengan dzikrullah." (HR.Ahmad (IV/188), At-Tirmidzi (3375), Ibnu Majah (3793), Ibnu Hibban (811), Al-Hakim (I/79) dan ia menshahihkannya disetujui oleh Adz-Dzahabi dari 'Abdullah bin Busr. Shahihul jaami'(7700).

Sedangkan dzikir Anggota badan, misalnya menghitung ucapan tasbih (Subhanallah), takbir (Allahu Akbar), tahlil (laailaaha illallah), tahmid (Alhamdulillah) dan lain sebagainya dengan tangan, sebagai bentuk ittiba' (mengikuti) sunnah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Disebutkan dalam hadist bahwa beliau menghitungnya dengan tangan kanan. (HR.An-Nasaa'i(III/79), At-Tirmidzi(3486) dan ia menghasankannya, Abu Dawud(1502), Ibnu Hibban(803) dan Al-Hakim(I/547) dan ia menshahihkannya dari 'Abdullah Bin Amr. Shahihul jaami'(4989).

Dan di antara bentuk dzikrullah dengan anggota badan adalah mengamalkan segala bentuk ketaatan kepada Allah dalam setiap waktu dengan segala tuntunannya, serta menjauhi segala perkara yang di haramkan Allah.

3.Menangis dan melembutkan hati ketika berdzikir

Karena barangsiapa menangis ketika berdzikir kepada Allah, ia berhak mendapat pahala yang sangat besar, apabila ia ikhlas dalam tangisannya. Khususnya ketika ia sedang seorang diri. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari tiada naungan selain naungan Allah:…..dan seorang berdzikir kepada Allah seorang diri lalu kedua matanya meneteskan air mata." (Muttafaqun 'alaihi)

Dan Allah subhanahu wata'ala berfirman:
"(yaitu) orang-orang yang beriman yang hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS.Ar-Ra'du: 28)

4.Rendahkanlah suara ketika berdzikir

Karena cara seperti ini lebiih dekat kepada keikhlasan dan kekhusyu'an. Ketika Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menyaksikan para sahabat beliau mengangkat suara mereka membaca takbir dalam sebuah perjalanan, beliau shallallahu'alaihi weasallam bersabda:
"Wahai manusia! Tahanlah diri (rendahkanlah suara kalian) kalian, sesungguhnya kalian tidaklah menyeru Dzat yang tuli dan jauh. Sesungguhnya kalian menyeru Dzat yang maha mendengar dan lagi maha dekat. Dzat yang kalian seru lebih dekat kepada salah seorang kalian daripada leher tunggangannya." (HR.Al-Bukhari(6384) dan Muslim(2704) dari Abu Musa. Makna sabda beliau "irba'u" adalah rendahkanlah suara kalian dan lembutkanlah jiwa kalian. Karena tidak perlu mengangkat suara karena Allah dekat dengan kalian.

Dan seketika seseorang mengangkat suara ketika berdzikir mungkin saja ia akan terjatuh kepada riya'.

5.Jauhilah dzikir-dzikir bid'ah

Ini termasuk adab kepada Allah subhanahu wata'ala, yakni tidak beribadah kepada-Nya kecuali dengan apa yang telah di syari'atkan. Sepeti dzikir dengan mengucapkan Allah,Allah, atau mengucapkan hu,hu, dan sejenisnya. Demikian pula tidak menambah-nambahi dan merobah-robah redaksi dzikir yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.

6.Mendahulukan dzikir muqayyad daripada dzikir mutlak

Apabila terdapat riwayat dari Nabi shallallahu'alaihi wasallam tentang dzikir tertentu pada tempat, keadaan, atau waktu tertentu, maka dalam keadaan seperti itu dzikir tersebut lebih utama dari dzikir-dzikir yang lain. Bahkan mengamalkan dzikir tersebut pada kondisi demikian lebih utama daripada membaca Al-Qur'an sekalipun karena kekhusyuannya dengan momen tersebut. Misalnya dzikir-dzikir yang khusus dibaca sesudah shalat fardhu seperti yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu'alaihi wasallam.

7.Perbanyaklah dzikir-dzikir yang ma'tsur (ada riwayatnya dari Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam)

Yaitu dzikir-dzikir yang shahih dari Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam lebih banyak daripada yang selainnya. Karena ini termasuk ittiba'(mengikuti) sunnah beliau shallallhu'alahi wasallam. Dan tidak di ragukan lagi, ini termasuk jenis dzikir yang paling utama. Dalam buku ini kami akan menyebutkan beberapa di antaranya, insyAllah.


Dari buku Panduan Amal Sehari Semalam
Penulis : Abu Ihsan Al Atsari
Penerbit : Pustaka Darul Ilmi


Di sebutkan oleh ustadz Abu Ihsan dalam buku ini Dzikir pagi dan petang, dzikir setelah shalat fardhu..dll
Karena dzikir-dzikir ini banyak dan panjang, dan kebetulan alhamdulillah ana punya Hisnul Muslim dalam bentuk PDF yang berisikan do'a-do'a atau dzikir-dzikir..

Tidak ada komentar:

mari bersama mengembalikan kehidupan Islam.