Jumat, 05 Maret 2010

Adakah Dosa Jariah,,??

Assalamu alaikum Wr Wb,,
Alhamdulillah,,, Allah kembali memberikan kita nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kami dapat menulis artikel yang Insya Allah bermanfaat..


Surah Al-Isra’ Ayat 15
مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
Artinya :
Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.

Ayat 15 dari surah Al-Isra menjelaskan bahwa :
barang siapa yang meraih petunjuk sehingga ia berbuat sesuai dengan petunjuk tersebut, maka sesungguhnya ia meraih hidayah untuk dirinya, yakni ia berbuat untuk keselamatan dan kebahagiaan dirinya sendiri, dan barang siapa yang sesat dan kehilangan arah sehingga menyimpang dari kebenaran, maka ia tersesat, rugi dan celaka atas dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain siapapun dan sekecil apapun, dengan demikian seorang yang berdosa tidak dapat membebankan kerugian dan keceakaannya kepada orang lain. Dan Allah SWT menutup firmannya
“dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul" untuk menunjukkan kebenaran dan mencegah kebatilan, karena itu kerugian dan kecelakaan yang menimpa manusia itu karena ulah dan kelakuannya sendiri,

Hal ini tidak bertentangan dengan firman Allah SWT
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ
Artinya :
Supaya mereka memikul dosa-dosanya secara sempurna pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan tanpa pengetahuan (Q.S An-Nahl : 16)

Bahwa mereka juga memikul sebagiam dosa-dosa orang-orang yang mengikuti mereka, karena merekalah yang mengajarkan dan menjadi penyebab dilakikannya dosa-dosa tersebut oleh orang lain.
Jadi yang mereka pikul adalah dosa kepemimpinan dan keteladanan mereka.
Nabi saw bersabda : barang siapa yang memulai/merintis dalam Islam suatu kebaikan, maka ia akan memperoleh ganjarannya dan ganjaran orang-orang yang melakukan sesudahnya, tanpa sedikitpun berkurang ganjaran orang yang melakukannya, dan barang siapa yang memulai dalam urusan suatu dosa maka ia akan memperoleh dosanya dan dosa-dosa orang-orang yang melakukan sesudahnya tanpa sedikitpun berkurang dosa orang yang melakukannya (HR. Muslim)

Allah menutup firmannya “dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul” ini mengisyaratkan kemurahan Allah SWT sehingga siapa yang tidak mengetahui kehadiran ajaran rasul, maka tidak akan dituntut untuk mempertanggungjawabkan amal-amalannya karena kesalahannya lahir dari ketidaktahuan


أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ (38)وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ (39)
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى (40)ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى(41)

(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,(38) dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (39) Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).(40) Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,(41)
(Q.S An-Najm 38-41)

Pada ayat di atas Allah SWT lebih mempertegas bahwa seseorang tidak akan memikul dosa dan mudharat yang dilakukan orang lain, dan seseorang tidak akan mendapatkan balasannya kecuali apa yang mereka usahakan sendiri, dan bahwa usahanya yang baik atauyang buruk tidak akan dilenyapkan oleh Allah SWT.
Tapi kelak akan diperlihatkan kepadanya kemudian akan diberikan balasan amalanya dengan balasan yang sempurna.

Hal ini sesuai dengan firman Allah

وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Yãsin : 54)


لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
Baginya apa yang mereka usahakan berupa kebaikan, dan atasnya apa yang mereka kerjakan berupa keburukan. (Q.S. Al-Baqarah : 286)


Ulama sepakat bahwa orang yang telah meninggal akan mengambil manfaat dari orang yang masih hidup dengan dua cara :

1. Dia yang menjadi penyebab sewaktu dia masih hidup misalnya, ia mengajarkan ilmu lalu ia meninggal, maka ia akan mendapatkan pahala selama ilmu itu dipakai oleh orang lain, atau pada kasus sedekah jariah.

2. Doanya orang mu’min dan permohonan ampun kepada Allah untuk orang-orang yang sudah meninggal.

olehnya itu,, marilah kita manamkan kebaikan di muka bumi ini agar kita dapat menuai kebaikan itu kelak di akhirat,, sbagaimana Hadits Rasulullah SAW :
barang siapa yang memulai/merintis dalam Islam suatu kebaikan, maka ia akan memperoleh ganjarannya dan ganjaran orang-orang yang melakukan sesudahnya, tanpa sedikitpun berkurang ganjaran orang yang melakukannya, dan barang siapa yang memulai dalam urusan suatu dosa maka ia akan memperoleh dosanya dan dosa-dosa orang-orang yang melakukan sesudahnya tanpa sedikitpun berkurang dosa orang yang melakukannya (HR. Muslim)

jadi dosa yang mereka pikul yang di maksud dalam hadits di atas adalah dosa kepemimpinan dan keteladanan mereka yang telah mengajarkan keburukan pada orang2 di sekitarnya.

dan kesimpulan dari pertanyaan ini adalah,, tidak ada dosa jariah sebagaimana dalam sebuah Hadits Qudsi Allah SWT berfirman :

Abdullah bin ‘Abbas ra. berkata, Rasulullah saw bersabda sebagaimana yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Tabaaroka wata’aala, Sesungguhnya ALLAH mencatat kebaikan (al-Hasanat) dan dosa (as-Sayyiaat), kemudian beliau menjelaskan tentang hal itu. Siapa yang berhasrat untuk mengerjakan kebaikan, kemudian tidak jadi mengerjakannya, maka ALLAH Tabaaroka Wata’aala akan mencatatkan sebagai satu kebaikan. Tetapi jika dia berhasrat untuk mengerjakan kebaikan dan mengerjakannya, maka akan dicatat baginya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan lebih dari itu. Dan jika dia berhasrat melakukan dosa dan tidak jadi melakukannya, maka ALLAH akan mencatatnya sebagai satu kebaikan. Tetapi jika dia berhasrat melakukan dosa dan melakukannya, maka akan dicatat baginya satu dosa. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)

wallahu a'lam,,, semoga pertanyaan teman2 terjawab,,, ^_^

Tidak ada komentar:

mari bersama mengembalikan kehidupan Islam.